Beras; Bahan pangan utama. (Foto: Paulus Yoga)
Setiap institusi harus meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi risiko krisis. Ria Martati
Jakarta–Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono mengungkapkan ada dua indikator penting yang wajib diwaspadai oleh para manajer krisis yaitu angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dan krisis harga pangan.
“Untuk para manager krisis dua indikator ini krusial dan harus dimonitor dengan sungguh-sungguh,” kata Boediono dalam seminar “Managing Financial Turbulence” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa, 22 September 2015.
Boediono mengatakan berdasarkan pengalaman krisis-krisis terdahulu, krisis ekonomi dapat merambat ke krisis lainnya termasuk krisis sosial, hingga dapat menumbangkan rezim pemerintahan. Untuk dapat bertahan dari krisis ke depan menurutnya sangat penting bagi institusi meningkatkan kemampuannya.
“Resiliansi menghadapi krisis tergantung bagaimana institusi menyiapkan diri mereka sendiri,”tandasnya. (*)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More