Jakarta–Tingkat pemahaman masyarakat atau literasi keuangan hingga saat ini dinilai masih minim, terutama di berbagai daerah pedesaan.
Hal ini pun diamini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kusumaningtuti S. Soetiono, rendahnya literasi keuangan ini menyebabkan pasar modal dan perbankan sulit untuk berkembang.
Untuk itu, OJK terjun langsung hingga ke tingkat para pelajar untuk dapat meningkatkan literasi keuangan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membentuk modul secara khusus untuk para pelajar mengenai literasi keuangan.
“Untuk itu OJK memberikan modul pada siswa SMP dan SMA mengenai literasi keuangan,” jelasnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 9 September 2016.
Menurutnya, kegiatan ini akan dapat memberikan kepastian kepada para investor di Indonesia. Sebab, semakin baik literasi keuangan, maka akan semakin sehat perbankan dan pasar modal di Indonesia.
“Kalau menabung inklusi meningkat. Ada transparansi dan kepastian yang semakin baik bagi investor,” tutupnya. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More