Literasi dan Inklusi Jadi Tantangan Pasar Modal Syariah

Jakarta –Direktur Head of Syaria Unit PT Eastpring Investments Indonesia, Rian Wisnu Murti mengatakan, rendahnya literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal syariah masih menjadi tantangan bagi industri ini untuk berkembang di Indonesia. Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

“Tantangan yang paling besar bagi Para pelaku, manajer investasi, regulator kemudian lembaga lain itu adalah meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal Syariah,” ungkapnya dalam acara Grand Launching Gerai Online Reksa Dana Syariah Bank Muamalat Indonesia, di Jakarta Senin 23 Mei 2022.

Selain itu, menurutnya saat ini saham-saham di sektor perbankan syariah atau finansial syariah masih terbatas jika dibandingkan dengan saham-saham konvensional. “Artinya apa? Jadi kalau dibandingkan dengan saham yang konvensional ketika market rally karena Economic recovery cukup signifikan, saham syariah indeksnya tidak terlalu tinggi karena drivernya belum ada yang dari financial syariah,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Emil Muhamad, selaku Senior Economist PT Bahana TCW Investment Management mengatakan bahwa investasi reksa dana syariah merupakan pilihan paling tepat jika kita ingin menumbuhkan nilai aset. Namun demikian, dirinya tidak memungkiri masih banyak masyarakat muslim Indonesia yang nyaman dengan investasi emas atau deposito.

“Ini yang kita lihat masih perlu edukasi lagi dimana, kita di TCW selalu konsisten melakukan edukasi tersebut,” ungkapnya.

Emil juga mengatakan performa reksa dana syariah, misalnya reksa dana sukuk lebih stabil dibandingkan dengan reksa dana syariah ketika kondisi market mengalami koreksi. Ini cocok bagi masyarakat yang baru pertama kali berinvestasi di pasar modal.

“Dalam satu tahun terakhir reksadana sukuk jauh lebih baik dibandingkan dengan reksa dana SBN konvensional. Sukuk ini sudah terbukti bisa bertahan dengan cukup baik di tengah market cycle yang sekarang ini lagi banyak koreksi di pasar obligasi karena inflasi dan kenaikan suku bunga,” (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

2 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

2 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

2 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

4 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

4 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

7 hours ago