Kondisi ini, menurut Arya mendorong lahirnya solusi Lintasarta Collaboration Solution yang merupakan sebuah platform komunikasi untuk memberikan layanan aplikasi bisnis dan aplikasi komunikasi terpadu. Proses ini juga menggunakan Cloud Infrastructure dari Lintasarta sehingga dapat meningkatkan customer experience dalam hal kolaorasi komunikasi.
“Pelanggan Lintasarta Collaboration Solution dengan menggunakan pola operation expenditure (opex) model, hanya akan membayar untuk apa yang dibutuhkan dan digunakan, membuat komunikasi semakin terjangkau serta biaya lebih dapat diprediksi,” ujar Arya.
Lintasarta Collaboration Solution memberikan layanan collaboration dengan sistem sewa seperti ip phone, video telepresence, instance messaging dan voice gateway. Layanan ini dapat digabungkan dengan layanan konektivitas Lintasarta seperti MPLS, Metro-E dan Internet.
Keuntungan yang akan didapatkan oleh pelaku bisnis, imbuh Arya di antaranya selalu mendapatkan fitur terdepan untuk collaboration technology, serta dapat mengintegrasikan beragam perangkat komunikasi dan video telepresence dengan perangkat dari berbagai macam brand. Melalui skema opex model pelaku bisnis juga tidak perlu investasi besar untuk menerapkan solusi collaboration dan sumber daya tenaga IT sehingga dapat fokus di bisnis utamanya. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More