Categories: Analisis

Lima Kebijakan yang Harus Dilakukan Pemerintah Versi INDEF

INDEF berharap pemerintah harus mampu mengantisipasi fluktuasi global dan menangani pengangguran. Rezkiana Nisaputra

Jakarta – Di tengah melambatnya perekonomian nasional dan ketidakpastian kondisi global, maka pemerintah harus bergerak lebih cepat dengan langkah-langkah yang tepat melalui kebijakannya.  Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko Indonesia agar tidak terjadi krisis ekonomi seperti tahun 1998.

Ekonom Senior Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini mengungkapkan, untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang saat ini mengalami perlambatan, pemerintah perlu melakukan lima langkah kebijakan yang kongkrit. Pertama, kondisi psikologis politik ekonomi perlu diperbaiki mulai dari parlemen hingga Presidennya.

“Saya mau mengkritik kebijakan Jokowi di tengah kondisi ekonomi seperti ini. Pertama, kondisi psikologis politik ekonomi perlu diperbaiki mulai dari parlemen hingga Presidennya Jokowi, ini akan merembet ke kondisi ekonomi. Problem internal lebih banyak jangan ada silang pendek,” ujar Didik di Jakarta, Rabu, 2 September 2015.

Lalu yang kedua, pemerintah harus dapat mengantisipasi fluktasi global yang belakangan sering menganggu perekonomian nasional. Selain itu, pemerintah juga harus dapat memahami kondisi ekonomi global dan tidak selalu menyalahkan kondisi external terkait dengan perekonomian nasional yang sedang melemah.

“Ini tidak bisa main-main, harus tahu cuacanya, frekuensi berubah-ubah, contoh harga minyak dulu USD100 per barel jadi USD38 per barel. Pemerintah harus bisa mengamati dan paham fluktuasi serta anomali. Harus paham krisis ekonomi global tapi tidak menyalah-nyalahkan kondisi ekonomi global,” tegasnya.

Sedangkan langkah yang ketiga, yakni penanganan jumlah pengangguran yang terus bertambah. Pasalnya, di era pemerintahan Jokowi ini jumlah Pemutusan Hunungan Kerja (PHK) mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan era pemerintahan SBY. Hal ini pertanda bahwa industri sudah merasa berat dengan kondisi saat ini.

“Zaman Jokowi meningkatkan, jangan dibiarkan PHK, ambil langkah apa saja. Contoh di Jerman untuk selesaikan krisis ada perubahan, dimana perusahaan BUMN disana dilarang untuk PHK, memang di Indonesia tidak boleh diterapkan. Tetapi sekarang angka pengangguran satu kuartal 300 ribu dan ini sudah terdalam,” ucapnya.

Lalu keempat, dia melihat pembangunan industri dari Sumber Daya Alam (SDA). Menurutnya, ekspor berbasis SDA yang kita miliki, separuhnya masih berupa bahan mentah seperti komoditas sawit dan karet, oleh sebab itu, permasalahan ini harus segera diperbaiki industrinya.

“Sebenarnya ekspor berbasis sumber daya alam kita separuhnya masih berupa bahan mentah seperti komoditas sawit dan karet, itu harus diperbaiki industrinya. Krisis sumbernya dari industri. Harga komoditas semua merosot. Separuh ekspor komoditas kita berupa bahan mentah. Ekspor kita persis seperti kondisi ekonomi 2008,” jelas dia.

Sementara yang kelima, dia meminta agar pemerintah dapat mengurangi impor yang dirasa tidak perlu. “Tidak ada gunanya impor mainan anak, sampah-sampah kosmetik. Jadi harus di potong atau kurangi kalau perlu dwelling time panjang lagi,” tutup Didik. (*)

@rezki_saputra

Apriyani

Recent Posts

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

11 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen, Kapitalisasi Pasar Bursa jadi Rp12.063

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More

14 hours ago

Top! Baru Setahun, Allianz Syariah Sudah jadi Market Leader

Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More

18 hours ago

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

1 day ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

1 day ago