News Update

Likuiditas Bank Melimpah, Penyaluran Kredit Belum Maksimal

Jakarta – Meski berada di tengah tekanan akibat pandemi, stabilitas sistem keuangan di Indonesia masih terjaga dengan baik dan kuat. Asisten Gubernur BI, Juda Agung menegaskan, likuiditas perbankan masih sangat melimpah, namun belum dibarengi dengan penyaluran kredit yang maksimal.

Juda menyatakan, likuidtas perbankan masih sangat melimpah. Hal ini tercermin dari rasio alat likuid perbankan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang berada di kisaran 30%. Lalu, ketahanan permodalan juga masih sangat kuat di angka 23%. Selain itu, non performing loan (NPL) juga terjaga di angka 3%.

“Yang jadi persoalan memang masih masalah kredit. Walaupun perbankan memiliki likuiditas yang sangat melimpah, tapi belum bisa disalurkan ke sektor riil kepada kredit korporasi, UMKM, dan rumah tangga,” ujarnya dalam acara BI secara daring, di Jakarta, Senin, 7 Desember 2020.

Lesunya penyaluran kredit, lanjut Juda, adalah dampak dari dunia usaha yang masih melihat ketidak pastian akibat pandemi. Mereka menahan ekspansi dan operasionalnya, sehingga permintaan kredit menjadi minim. Di sisi perbankan, melihat kondisi saat ini yang penuh dengan risiko, mereka juga berusaha menghindari risiko.

“Inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita di tahun depan, harus menyelesaikan masalah kredit. Dari kebijakan kebijakan makroprudensial BI, yang kita adress dua hal. Pertama adalah likuiditas, kemudian kedua adalah mendorong kredit,” katanya.

Dari sisi likuiditas, BI sudah mengeluarkan kebijakan makroprudensial dengan ketentuan mengenai rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dan penyangga likuditas prudensial (PLM). Tujuannya, supaya perbankan memiliki ruang gerak secara fleksibel. Selain itu, BI juga telah memberikan insentif kepada bank yang memberikan kredit UMKM, kredit ekspor, dan pelonggaran rasio loan to value (LTV).

“Artinya, memang dua tujuan itu, (menjaga) likuditas dan mendorong intermediasi,” tegas Juda. (*) Bagus Kasanjanu

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

3 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

4 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

7 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

8 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

8 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

10 hours ago