BI Kaji Aktifkan Lagi SBI Tenor 9 dan 12 Bulan
Jakarta – Guna melonggarkan likuiditas perbankan nasional yang masih mengetat, Chief Economist BNI Ryan Kiryanto menilai Bank Indonesia masih mempunyai ruang untuk kembali melonggarkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus tahun ini.
“Memang isu likuiditas masih membayangi kendati rasio GWM, deposit rate dan lending rate sudah turun,” kata Ryan melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Saat ini rasio GWM sebesar 6% untuk bank konvensional dan 4,5% untuk bank syariah atau unit usaha syariah dengan GWM rata-rata tetap 3%. Putusan tersebut berlaku sejak 1 Juli 2019 usai RDG bulan Juni 2019. Ryan menyebut, BI masih mempunyai ruang untuk melonggarkan rasio GWM hinga 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun 2019.
“Barangkali juga BI akan menguatkan kebijakan makroprudensial yang lebih akomodatif misalnya rasio GWM rupiah diturunkan 50 bps untuk mengendurkan likuiditas yang ketat,” ucap Ryan.
Tak hanya itu, pihaknya juga memprediksi, Bank Indonesia masih akan mempertahankan BI rate di level 5,75%. Ryan memandang, perkembangan ekonomi global yang masih dibayangi oleh ketidakpastian membuat bank sentral harus menahan bunga acuan miliknya.
Sebagai informasi, pada dua hari ini 21-22 Agusus 2019 BI telah melangsungkan RDG untuk menentukan arah bunga acuan.
Sementara berdasarkan data internal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LDR perbankan tercatat cenderung turun dari 95,54% pada Mei 2019 menjadi 94,28% pada Juni 2019.
Sedangkan pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum pada Juni 2019 membaik menjadi 7,42% yoy dari 6,27% yo y. Sementara, pada saat yang sama, pertumbuhan kredit di posisi 9,92% yoy pada Juni 2019. Hingga akhir tahun 2019, LPS sendiri telah proyeksi pertumbuhan kredit dan DPK industri masing-masing adalah 11,7 % dan 7,4%. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More