Ekonomi dan Bisnis

Lewat Pertemuan IMF-WB, BI Dorong Industri Halal Bisa Mendunia

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mendorong ekonomi dan keuangan syariah bisa mendunia. Salah satunya adalah dengan mengedepankan gaya hidup halal yang bisa menjadi alternatif bukan hanya di negara mayoritas muslim seperti Indonesia dan Timur Tengah tetapi juga di seluruh dunia.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Bank Sentral bekerja sama dengan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) menyelenggarakan konferensi bertajuk Indonesia International Halal Lifestyle Conference and Business Matching 2018 dengan mengambil tema Halal Lifestyle Goes Global: Trend, Technology, and Hospitality Industry.

“Gerakan global ini membuat saya sangat bangga. Anda harus bangga juga. Ini yang mau saya bicarakan dengan anda, keuangan dengan sisitem syariah jadi agenda global,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di JCC, Jakarta, Rabu 3 September 2018.

Menurutnya, upaya BI mendorong ekonomi dan keuangan syariah juga akan dilakukan dalam Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-WB). Pertemuan itu akan menjadi wadah, bagaimana Indonesia menjalankan industri halal termasuk di dalamnya berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah.

Dirinya mengungkapkan, bahwa populasi Indonesia yang mayoritas beragama muslim menjadi salah satu kekuatan untuk mendorong industri halal ke kancah global. Di samping itu, permintaan untuk industri halal tidak hanya datang dari negara dengan penduduk muslim tetapi juga bisa dari negara-negara lainnya.

“Bagaimana bisa membentuk model bisnis secara ekonomi dan keuangan? Ini sudah menjadi alternatif dari sistem atau sumber modal bisnis ekonomi dan keuangan lainya. Banyak manfaat enggak hanya umat muslim saja tapi umat lain dan semua manusia di bumi,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, di Indonesia, fenomena untuk menggunakan produk halal terjadi di berbagai segmen mulai dari makanan minuman, fesyen, hingga produk kecantikan. Kesempatan ini, kata dia, harus bisa dimanfaatkan demi mengaungkan ekonomi dan keuangan syariah.

“Ini fenomena yang terjadi di manapun di Timur Tengah, Indonesia, Eropa. Hijaber di Indonesia dari segmen milenial berkembang pesat, mereka banyak sekali. Enggak hanya dari busana, fashion, restoran, hotel, akomodasi dan segmen lainnya,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

30 mins ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

6 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

7 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

8 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago