Ekonomi dan Bisnis

Lewat Innovation Starts Here, Tetra Pak Gandeng Industri Minuman Targetkan Ini

Jakarta – Tetra Pak, perusahaan pengolahan dan pengemasan makanan dan minuman terkemuka di dunia, Rabu (19/6) memperkenalkan potensi pertumbuhan segmen Ready to Drink (RTD) melalui acara Innovation Starts Here.

Acara ini mempertemukan para pelaku industri makanan dan minuman guna mengeksplorasi peluang pertumbuhan pasar dan strategi bisnis RTD yang berkembang pesat di Malaysia, Singapore, Philipines, dan Indonesia.

Dikutip dari Global Data, pasar RTD pada tahun ini mencapai USD2,2 triliun dan diharapkan mengalami pertumbuhan kumulatif tahunan (CAGR) lebih dari 5 persen pada 2028 mendatang.

Meningkatnya mobilitas masyarakat yang sejalan dengan perubahan gaya hidup yang cepat dan sibuk saat ini, menjadi faktor pendorong akan tingginya permintaan makanan dan minuman yang praktis dan mudah diakses.

Hal ini membuat tren konsumsi makanan dan minuman on-the-go juga semakin populer, dan sejalan dengan banyaknya produk siap saji yang mudah dikonsumsi.

Sementara itu, data dari Statista menunjukkan, minuman RTD berbasis teh dan kopi telah menjadi salah satu pilihan konsumen di Asia Tenggara (ASEAN). Laporan itu menyatakan bahwa pasar teh dan kopi RTD di wilayah ASEAN diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan, mencapai USD8,7 miliar pada 2028.

Baca juga: Jaga Pertumbuhan Bisnis, Phapros Siapkan Enam Produk Baru Hasil Riset Internal

Pertumbuhan ini didorong CAGR sebesar 7,58 persen, menandakan pasar yang dinamis dan sangat menguntungkan. Pertumbuhan ini menegaskan pentingnya inovasi dalam mempertahankan dan mempercepat pertumbuhan yang ada.  

Memahami akan dinamika yang unik ini, Innovation Starts Here membahas tantangan yang terus berkembang yang dihadapi oleh industri makanan dan minuman di mana konsumen muda menuntut lebih banyak dari minuman mereka. Kondisi itu mencakup permintaan yang semakin meningkat untuk pilihan yang lebih sehat, kenyamanan dan kemudahan, serta kemasan yang mendukung keberkelanjutan.

“Di Tetra Pak, kami selalu mengedepankan inovasi dalam menjawab peluang dan tantangan di industri makanan dan minuman. Kami fokus pada upaya pengembangan solusi unggulan di industri ini, yang membantu menjawab tantangan bisnis apa pun yang dihadapi pelanggan kami. Ini termasuk mengidentifikasi peluang dan menghadirkan rencana go-to-market untuk produk-produk baru atau bahkan meningkatkan efisiensi operasional,” ujar John Jose selaku Marketing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, and Indonesia, saat media briefing, dikutip Kamis, 20 Juni 2024.

Melalui Innovation Starts Here, Tetra Pak memaparkan pandangan dan solusi terbaru yang memungkinkan pelanggan untuk menghadapi tantangan pasar dengan rangkaian solusi end-to-end. Ini mencakup pengenalan konsep Demand Spaces, di mana hasil dari konsep tersebut dapat memberdayakan merek makanan dan minuman sehingga bisa berinovasi dengan lebih baik.

Dengan memahami kebutuhan tersebut, perusahaan makanan dan minuman akan dapat mengidentifikasi peluang dalam portofolio produk mereka yang sudah ada, dan dapat mengembangkan produk-produk inovatif dengan rasa baru yang sesuai dengan selera konsumen.

“Inovasi lain yang dihadirkan oleh Tetra Pak adalah bahan baru minuman yang berasal dari biji bunga matahari yang memiliki kandungan protein tinggi. Hal ini merupakan sesuatu yang baru, dan Tetra Pak meyakini biji bunga matahari sebagai bahan baku bergizi, berkelanjutan, dan terjangkau. Minuman dari biji bunga matahari dihadirkan untuk konsumen yang mencari alternatif susu sapi atau susu berbahan nabati yang ada di pasaran,” imbuh John.

Sementara itu, untuk produsen makanan dan minuman, rancangan inovasi baru berbahan biji bunga matahari itu dapat menjadi pilihan yang hemat biaya dalam segi produksi dan inovasi dari portofolio produk.

Serupa dengan John, Hendra Wijaya selaku Sales Director Tetra Pak menjelaskan jika event Innovation Starts Here bukan bertujuan untuk menghasilkan dampak secara langsung pada bisnis, namun lebih pada rancangan inovasi yang dilakukan bersama-sama dengan berbagai brand dalam menemukan inovasi produk terbaik di waktu mendatang.

Baca juga: Ekspansi Bisnis, Global Excel Perluas Kantor Layanan Pelanggan di Jakarta

“Event ini bukan menghasilkan impact secara langsung, karena ini bisa dikatakan kita seeding (menanam benih) ya. Inovasi kan makan waktu, mungkin tahun depan kita baru bisa melihat customer launching, kita baru bisa lihat hasilnya. Jadi, bisa dikatakan perspektif kita long term, yang kita lakukan itu men-support konsumen untuk bertumbuh. Dengan konsumen bertumbuh, kami juga bertumbuh,” terangnya.

Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan, event ini turut berperan penting dalam mendiskusikan rancangan inovasi produk yang berkelanjutan yang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya generasi muda saat ini. Ia membeberkan, melalui kemasan karton (carton packaging), plastik, dan alumunium, pihaknya sudah melakukan daur ulang terhadap 32 persen dari total kemasan yang ada, dengan jumlah bobot mencapai 21.000 ton.

“Plastik dan alumunium digabung itu menjadi furnitur, serta ada yang bisa menjadi atap, menggantikan asbes, ini orang rebutan. Karena apa? Harga lebih murah, lebih adem dibandingkan asbes, tapi kan ini terbatas mengingat materinya dari daur ulang. Itu recycler kita yang produksi. Sudah dijual lembaran, sudah ada harganya,” sebutnya. (*) Steven Widjaja

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

27 mins ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

46 mins ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

47 mins ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

1 hour ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

2 hours ago