Categories: Perbankan

Lelang DJKN Rp85,9 Triliun, Bantu Selesaikan NPL Bank

Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu memandang, proses Ielang telah berperan dalam mendukung kegiatan perkonomian Indonesia. Salah satu peran lelang dalam perekonomian nasional antara lain membantu penyelesaian kredit macet (NPL) perbankan nasional dengan pencairan agunan melalui penjualan lelang.

“Hal ini dapat menambah ekuitas perbankan sehingga penyaluran dana kepada masyarakat yang pada gilirannya dapat dipergunakan dalam menjamin fungsi intermediary perbankan dalam mendukung perekonomlan nasional,” kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata di Jakarta, Jumat 28 Febuari 2020.

Isa juga menyebut, program lelang dapat berperan membantu pemulihan keuangan negara dengan penjualan lelang barang-barang rampasan negara oleh KPK atau Kejaksan, serta barang-barang sitaan PUPN, Pajak, atau Bea Cukai. Di sektor privat, lelang berperan menggerakkan roda perekonomuan melalui perputaran arus barang dalam transaksi jual beli.

DJKN sendiri mencatat, dalam 5 tahun terakhir nilai transaksi lelang menunjukkan peningkatan. Tercatat total frekuensi penyelenggaraan Ielang dalam periode 2015 hingga 2019 sebanyak 282.441 kali, dengan nilai total pokok transaksi lelang sebesar Rp85,9 triliun.

Dari total transaksi lelang tersebut, negara bahkan mendapatkan penerimaan sejumlah Rp6,48 triliun yang terdiri atas PNBP (Bea Lelang) Rp1,98 triliun, PPh Rp849,4 miliar, BPHTB Rp497,3 millar, serta hak negara atau daerah dari penjualan barang rampasan milik negara atau daerah Rp3.154 triliun.

Capaian positif tersebut diperoleh atas upaya DJKN dalam melakukan perbaikan yang terus menerus atas proses pelaksanaan lelang melalui pemanfaatan teknologi informasi. Isa menyebut, dengan dukungan teknologi, saat ini pelaksanaan lelang telah mengalami transformasi dari cara konvensional dengan kehadiran pesena (face to face) menjadi tanpa kehadiran peserta melalui situs www.lelang.go.id.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kredit perbankan masih tumbuh positif sebesar 6,10% yoy, ditopang oleh kredit investasi tumbuh double digit di level 10,48% yoy. Sementara piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan meningkat 2,4% yoy. Di tengah pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 2,77% atau NPL net: 1,04% dan Rasio NPF sebesar 2,56%. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

15 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

16 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

20 hours ago