Jakarta – Layanan ATM dan mobile banking Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan dalam waktu yang lama, diduga disebabkan oleh serangan ramsomware. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi dalam serangan tersebut?
Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Heru Sutadi mengatakan, serangan siber terhadap sistem teknologi BSI tidak tertutup kemungkinan terkena ramsomware.
“Kemungkinan besar sistemnya dikunci dan terdeteksi terkena ramsoware,” kata Heru saat dihubungi Infobanknews, Kamis, 11 Mei 2023.
Berkaca pada kasus serangan siber pada umumnya kata dia, biasanya terjadi kelumpuhan sesaat dan kemudian bisa dihidupkan kembali atau serangan silence. “Namun data-data bisa diganggu dan digangsir atau dicuri,” jelasnya.
Menurutnya, lamanya pemeliharaan hanya terjadi jika sistem diganti dan error. Pada saat error, biasanya dikembalikan ke sistem awal seperti sebelum diperbaharui.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap bank pelat merah berbasis syariah itu terbuka kepada masyarakat. Selain itu, Badan Siber Sandi Negara (BSSN), OJK dam Kementerian Informasi melakukan investigasi dan digital forensic mengenai masalah ini.
“Semoga cepat diselesaikan agar reputasi BSI terjaga. Sebab BSI di gadang menjadi bank syariah terbesar di dunia,” ujarnya.
Di lain sisi kata dia, bagi bank sebesar BSI memberikan nilai trust atau kepercayaan kepada masyarakat sangat penting bagi keberlangsungan ke depannya.
“Sebab trust adalah faktor sangat penting bagi industri perbankan,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
“Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023. Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” ungkap Hery.
Serangan Ransomware di Dunia
Mengutip situs resmi Microsoft, ransomware merupakan jenis perangkat lunak berbahaya, atau
Program jahat yang mengancam korban dengan menghancurkan atau memblokir akses ke data atau sistem penting hingga permintaan tebusan dibayarkan.
Sebagian besar ransomware menargetkan individu, namun belakangan ransomware kiriman manusia yang menargetkan organisasi menjadi semakin meluas dan semakin sulit untuk dicegah dan ditanggulangi.
Dengan ransomware kiriman manusia, sekelompok penyerang dapat menggunakan intelijen yang telah mereka kumpulkan untuk memperoleh akses ke jaringan perusahaan.
Beberapa serangan semacam ini sangatlah canggih sampai-sampai penyerang menggunakan dokumen keuangan internal yang mereka ungkap untuk menetapkan harga tebusan.
Rupanya, serangan ramsomware saat ini semakin marak di dunia. tidak hanya menimpa industri perbankan tetapi juga pelbagai infrastruktur penting, layanan kesehatan, dan penyedia layanan TI.
Lantaran serangan ini menjadi lebih berani dalam cakupannya, efek yang ditimbulkan menjadi lebih tidak dapat diprediksi.
Berikut adalah beberapa serangan ransomware terbaru dan dampaknya terhadap berbagai organisasi yang Infobanknews rangkum :
Editor: Rezkiana Nisaputra
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More