Jakarta – PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa telah berhasil mempertahankan pangsa pasar baja karbon rendah dengan lapisan timah atau tinplate ditengah pandemi covid-19.
Hal itu terlihat mulai dari tahun 2019, dengan pangsa pasar tinplate yang dicapai Latinusa sebesar 63%, dan pada tahun 2020 sudah mencapai 64%. “Untuk tahun ini, kami berharap pangsa pasar Latinusa akan lebih besar dari apa yang sudah dicapai saat ini,”tegas Direktur Utama Latinusa, Jetrinaldi dalam paparan publik, Kamis (8/4/2021).
Salah satu untuk mendukung kinerja perusahaan tahun ini, perusahaan telah mencanangan dana investasi sebesar US$2,9 juta. Dana yang bersumber dari kas internal ini akan digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan.
“Belanja modal Latinusa sebesar tahun ini sekitar US$2,9 juta. Dan itu memang tidak sebesar tahun lalu, karena kami masih dalam penghematan biaya atau efesiensi, khususnya di pemakaian timah. Namun dana itu diluar pemeliharaan pabrik pengolahan,”ucapnya.
Jetrinaldi optimis bahwa kinerja Latinusa akan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Seiring dengan strategi itu, perseroan menargetkan pertumbuhan laba tahun 2021 lebih konservatif atau di bawah 10%.
“Kami masih optimis adanya pertumbuhan laba pada tahun ini, atau sekitar di bawah 10% dibanding tahun 2020,”tegasnya.
Sebagai informasi, hari ini Latinusa telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2021. Dalam Rapat itu, pemegang saham Latinusa memutuskan untuk tidak membagikan dividen, namun perseroan berharap pada tahun depan bisa membagikan dividen meski laba bersih diproyeksikan bertumbuh di bawah 10%
“Tahun ini kami belum membagikan dividen. Kalau di 2021 ini kembali positif, tentu pada tahun depan kami ingin memenuhi harapan pada pemegang saham berupa dividen,”tuturnya.
Sepanjang 2020, NIKL membukukan laba bersih sebesar US$2,72 juta atau mengalami pertumbuhan dibanding 2019 yang senilai US$2,68 juta. Sementara itu, penjualan pada tahun lalu tercatat menurun menjadi US$144,73 juta dari US$163,09 juta di 2019.
Sedangkan, beban pokok penjualan NIKL di sepanjang 2020 tercatat senilai US$134,95 juta atau lebih rendah dibanding setahun sebelumnya yang mencapai US$152,55 juta. “Kenaikan laba bersih, karena kami mampu menurunkan beban keuangan yang signifikan,” ungkap Jetrinaldi.
Pada tahun lalu, beban keuangan NIKL tercatat senilai US$1,25 juta atau mengalami penurunan dibanding 2019 yang mencapai US$1,85 juta. Adapun laba sebelum pajak di 2020 sebesar US$3,63 juta, dengan jumlah beban pajak sebesar US$913,56 ribu.(*)
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More