Market Update

Lanjutkan Tren, IHSG Makin Nyaman di Zona Hijau

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat semakin nyaman di zona hijau, seiring penguatannya pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (1/11), di mana indeks meningkat 0,39 persen menuju 7.126,81.

Sebanyak 198 saham menguat, 122 saham melemah, dan 209 lainnya stagnan. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp647,12 miliar dari 733,07 juta saham yang diperdagangkan.

Indeks LQ45 menguat 0,15 persen menuju 1.015,65, indeks JII terkoreksi 0,09 persen ke 617,78, dan indeks IDX30 tumbuh 0,14 persen menjadi 533,64.

Sebagian besar indeks sektoral menguat, yaitu sektor bahan baku sebesar 0,19 persen, industri 0,03 persen, keuangan 0,04 persen, dan properti 0,34 persen. Selain itu sektor teknologi meningkat 1,14 persen, transportasi 0,04 persen, siklikal 0,66 persen, dan kesehatan 0,37 persen. Sedangkan yang melemah adalah energi 0,89 persen, nonsiklikal 0,22 persen, dan infrastruktur 0,08 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers meliputi PT Suparma Tbk (SPMA), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Sedangkan jajaran saham top losers ditempati oleh PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).

Tiga saham yang teraktif diperdagangkan adalah PT Agung Podomodo Land Tbk (APLN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR),

Sedangkan tiga saham dengan volume terbesar antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Sementara tiga saham dengan nilai transaksi terbesar adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA).

Tren penguatan sudah terjadi sejak perdagangan awal pekan, di mana indeks mampu tumbuh di tengah tekanan profit taking, seiring kondisi perekonomian secara global yang masih sangat volatile.

Namun fluktuasi yang juga terjadi di pasar uang membuat opsi mengentas keuntungan dari pasar saham juga cukup berisiko oleh dinamika nilai tukar (kurs).

Sehingga, dengan kondisi demikian, pilihan membiarkan sejenak portofolio untuk tetap bertahan meski dengan penguatan terbatas dianggap cukup bijak dan paling realistis untuk dilakukan saat ini. (*) TAF

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

32 mins ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

3 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

4 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

4 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

6 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

6 hours ago