Ilustrasi: Penyaluran kredit perbankan/istimewa
Jakarta – Ekonom Senior INDEF, Aviliani memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan hingga Februari 2024 akan cenderung melambat. Hal ini diakibatkan dunia usaha melakukan wait and see sejak diumumkannya calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bakal bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Seperti diketahui, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2023 melambat menjadi 8,96 persen, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 9,06 persen di Agustus 2023.
Baca juga: Optimis Kredit Sesuai Target, BNI Fokus Bidik Korporasi Blue Chip
“Jadi walaupun melambat tetapi pertumbuhan 8 persen masih bagus, mungkin di triwulan IV 2023, sejak diumumkan Capers cenderung dunia usaha wait and see, jadi kemungkinan sampai dengan Februari 2024 akan terjadi penurunan,” ujar Aviliani dalam Webinar, Selasa 7 November 2023.
Meski demikian, Aviliani mengatakan jika Pemerintah saat ini bisa membuat keyakinan kepada dunia usaha maupun masyarakat untuk tetap menjalankan ekpansi bisnis maupun konsumsi belanja, maka kredit perbankan masih akan tetap tumbuh.
“Jadi uangnya nggak diapa-apain, ini yang berbahaya, karena begitu orang atau dunia usaha melakukan hal normal maka ekonomi tumbuh. Tapi yang bahaya adalah kalau orang itu mendunda, makanya perlu buat keyakianan konsumen dan dunia usaha untuk terus menjalakan kebijkannya dan usahanya,” jelasnya.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan, Ini Yang Dilakukan BI
Bila dilihat secara rinci, kredit modal kerja (KMK) masih mendominasi pertumbuhan kredit perbankan di mana tumbuh 8,3 persen yoy pada September 2023. Di sisi lain, kredit investasi dan konsumsi juga masih tumbuh masing-masing 9,8 persen dan 8,4 persen yoy.
“Konsumsi juga bagus artinya masyarakat mulai menggunakan kartu kredit, membeli rumah, kendaraan dan itu ada petumbuhan yang meningkat dari KPR maupun KKB,” pungkasnya. (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More