Meski begitu lanjut Yenni, ebitda margin perseroan terus membaik. Di mana ebitda margin di 2014 mencapai 8,20 persen, 2015 menjadi 12,28 persen, dan 2016 menjadi 20,73 persen.
“Walaupun pendapatan menurun, laba bersih Pertamina naik. Hal ini seiring EBITDA margin. Hal ini menunjukan bahwa Pertamina selama ini berhasil dalam program efisiensi secara kesuluruhan,” tuturnya.
Baca juga: Pertamina Kembali Realisasikan BBM Satu Harga di 9 Wilayah
Faktor lain yang menarik untuk tetap diikuti perusahaan, karena bergerak di bidang enegi yakni harga minyak dunia. Pasalnya, ketika harga minyak berubah efeknya besar pada kinerja perusahaan.
“Faktor ekternal itu tidak bisa dikontrol, apa yang bisa dikontrol disamping efisiensi dan kegiatan operasional yang baik,” tandas Yenni. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More