Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (BNII) mencatatkan penyusutan laba 7,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp2,04 triliun sepanjang tahun 2022, dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,20 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip, Sabtu 18 Februari 2023, penyusutan laba ini seiring dengan penurunan loan yields akibat ketatnya persaingan di industri dan juga penurunan pendapatan darI Global Markets (GM), Bancassurance dan Wealth Management.
Meski begitu, biaya dana (cost of funds) membaik dan membukukan provisi yang lebih rendah, seiring dengan membaiknya kualitas kredit.
Di sisi lain, Maybank Indonesia mencatat Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) meningkat sebesar 36 bps menjadi 5,1% pada Desember 2022. Ini didukung oleh biaya dana yang lebih rendah dan saldo CASA yang lebih tinggi, serta pertumbuhan pembiayaan otomotif (auto-loan) dengan marjin yang lebih tinggi.
Bank mencatat, pendapatan fee (fee-based income) turun 15,8% yang disebabkan oleh pendapatan fee Global Market yang turun 62,7% yoy akibat kenaikan suku bunga global dan volatilitas pasar.
Namun begitu, pendapatan dari layanan valas ritel telah mengalami perbaikan yang berasal dari kantor-kantor cabang di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Adapun untuk pertumbuhan kredit di tahun 2022 tercatat sebesar 5,9% (yoy) menjadi Rp107,82 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp101,77 triliun yang didukung oleh peningkatan pembiayaan pada segmen korporasi dan ritel.
Kredit segmen korporasi yakni Global Banking pun tumbuh 7,1% (yoy) menjadi Rp40,65 triliun dari Rp37,95 triliun ditahun sebelumnya. Sedangkan total kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-Ritel tumbuh 5,2% (yoy) menjadi Rp67,17 triliun dari Rp63,82 triliun.
Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kredit segmen CFS Ritel secara signifikan mengalami pertumbuhan 13,6% (yoy) menjadi Rp38,99 triliun dari Rp34,32 triliun. Ini didukung pertumbuhan pembiayaan otomotif sebesar 22,6% yoy, bisnis kartu kredit dan KTA sebesar 14,7 % Y-o-Y dan KPR sebesar 4,6% yoy.
Kredit segmen CFS Non-retail Maybank Indonesia terdiri dari Business Banking, Small and Medium Enterprises (atau yang diklasifikasikan oleh Bank sebagai SME+) dan Retail Small and Medium Enterprises (RSME).
Pada 2022, segmen RSME telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan sebesar 4,5% menjadi Rp12,77 triliun dari Rp12,23 triliun. Hal ini didukung oleh upaya Bank dalam melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan non-ritel dengan memfokuskan penyaluran kredit pada segmen UKM.
Sementara itu, Bank juga mempertahankan risk posture dan hal ini berdampak terhadap portofolio kredit segmen SME+ yang turun 4,4% dan Business Banking turun 13,6%. Dengan demikian Bank mencatat total kredit segmen CFS Non-ritel turun 4,5% yoy.
Seiring dengan pelonggaran pembatasan masyarakat, kegiatan operasional Bank kembali bergulir, termasuk di antaranya aktivitas pemasaran dan penyelenggaraan acara yang melibatkan nasabah.
Selain itu, Maybank Indonesia juga berfokus pada peningkatan sumber daya manusia, di mana hal ini mendorong biaya personnel naik 8,0%. Dengan demikian, biaya overhead tercatat naik 3,6% menjadi Rp5,65 triliun.
Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank Indonesia berhasil meningkatkan 13,1% menjadi Rp865 miliar, yang didukung struktur pendanaan yang lebih efisien, di mana CASA secara signifikan bertumbuh diikuti dengan peningkatan pendapatan fee.
UUS Maybank Indonesia mengambil langkah konservatif dalam menjaga kualitas aset dengan meningkatkan level pencadangan pada portofolio tertentu, di mana hal ini berdampak kepada PBT secara keseluruhan menjadi Rp302 miliar dari Rp450 miliar pada tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan bahwa pihaknya terus menunjukkan ketangguhan dan kemampuan dalam memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan di tengah situasi makro yang penuh tantangan.
“Kami tetap optimis terhadap peluang pertumbuhan di Indonesia dan akan terus berupaya untuk meraih peluang tersebut dan di saat bersamaan, menyediakan layanan perbankan yang lebih baik bagi nasabah kami,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga berhasil membukukan pertumbuhan kredit pada segmen kunci. Di saat yang bersamaan pula turut memperkuat fundamental Bank untuk meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan, khususnya melalui segmen UKM yang merupakan kekuatan inti dan tulang punggung perekonomian.
Ia menambahkan, pada tahun 2023, Maybank Indonesia melanjutkan upaya transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital SME, serta memperluas jangkauan layanan Bank dengan memanfaatkan ekosistem digital.
“Di lain sisi, kami akan terus memperkuat produktivitas organisasi untuk meningkatkan ketangguhan, baik dari segi operasional maupun bisnis dalam meraih peluang pertumbuhan ke depan,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang… Read More
Jakarta - Zurich Topas Life berhasil mencatat kinerja yang solid hingga September 2024, dengan kontribusi… Read More
Jakarta - Fenomena judi online (judol) di Indonesia kian marak, ditandai dengan lonjakan transaksi hingga… Read More