Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) serius memperluas pasar kantor luar negeri untuk mendorong pengembangan bisnis. Selama tahun 2019, Mandiri berhasil memeroleh laba bersih kantor luar negeri (KLN) hingga US$92,62 juta atau setara Rp1,3 triliun, walaupun menghadapi ketidakpastian global yang antara lain adanya isu perang dagang dan Brexit.
Menurut Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi, perolehan kantor luar negeri tersebut menjadi yang terbesar dalam 5 tahun terakhir dengan rerata pertumbuhan per tahun sebesar 25 persen. Pendapatan jasa atau Fee Based Income pun naik menjadi USD52,22 juta atau sekitar Rp731 miliar dari USD11,67 juta sejak tahun 2015.
“Kami ingin memperkuat bisnis kantor luar negeri dengan perluasan target pasar dan optimalisasi jaringan Bank Mandiri Group. Jika awalnya target pasar kami membantu pebisnis Tanah Air ke luar negeri, kini kami menyasar Indonesian Related Global Trading Company, Sindikasi global serta Supply Chain Indonesian Link customers, termasuk memfasilitasi aliran bisnis di negara dimana KLN Mandiri berada,” kata Darmawan melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa, 11 Febuari 2020.
Saat ini, Bank Mandiri memiliki 7 KLN yakni di Malaysia, Singapura, Timor Leste, Hongkong, Tiongkok, Cayman Island dan UK. Dari aspek risiko, KLN Bank Mandiri mampu menjaga kualitas aset produktif melalui upaya pemberian kredit secara selektif sehingga NPL dapat ditekan dari 1,42 persen pada 2015 menjadi 0,12 persen pada 2019 dan meningkatkan sumber pendanaan dari pasar setempat.
“Kinerja baik KLN Bank Mandiri dalam lima tahun ini tidak hanya dicapai melalui sinergi strategis dengan perusahaan anak, namun juga dengan berbagai unit kerja di kantor pusat maupun di antara KLN itu sendiri. Dan dalam mengeksekusi perluasan pasar ini, kami cukup percaya diri karena memiliki dua perusahaan anak yang cukup kuat di pasar Singapura yaitu Mandiri Securities Singapore dan Mandiri Investment Management Singapore,” tandas Darmawan. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More