Ekonomi dan Bisnis

Laba Indosat Naik 39,4 Persen Jadi Rp1,29 Triliun, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan kinerja keuangan yang positif di kuartal I-2024 dengan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,29 triliun. Laba ini tumbuh 39,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya Rp929 miliar.

Dalam keterangan resmi yang diunggah pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kenaikan laba bersih Indosat tersebut didukung oleh total pendapatan yang mengalami kenaikan 15,8 persen secara yoy menjadi Rp13,83 triliun di tiga bulan pertama 2024 dari sebelumnya Rp11,94 triliun.

Secara rinci, pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan selular yang meningkat sebesar 13,6 persen. Ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan data yang diimbangi penurunan pendapatan telepon dan jasa nilai tambah.

Baca juga: Tokio Marine Raup Laba Rp242,84 Miliar di 2023, Turun 8,34 Persen

Lalu, pendapatan MIDI meningkat sebesar 35,5 persen yang dipicu oleh peningkatan pendapatan layanan IT, internet tetap dan konektivitas tetap. Selanjutnya, pendapatan telekomunikasi menurun sebesar 10,7 persen yang dikontribusi oleh penurunan pendapatan telepon internasional.

Sementara itu, dari sisi beban ikut terkerek naik sebesar 15,5 persen menjadi Rp11,06 triliun di kuartal I-2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp9,58 triliun.

“Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban penyelenggaraan jasa (7,4 persen), beban penyusutan dan amortisasi (0,8 persen), beban karyawan (4,0 persen), beban pemasaran (69,3 persen), dan beban umum dan administrasi (47,1 persen),” tulis manajemen dalam keterangan resmi, 17 Mei 2024.

Adapun, pada kuartal I-2024, pelanggan perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 2,3 juta pelanggan menjadi 100,8 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Barito Renewables Energy Kantongi Laba Bersih USD37,1 Juta di Kuartal I 2024

Alhasil, ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada pada tiga bulan pertama 2024 menjadi Rp37,5 ribu, naik 13,9 persen atau Rp4,6 ribu lebih tinggi dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.

Di mana, rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan turun menjadi 6,1 menit atau turun 22,6 persen dibandingkan kuartal I-2023, seiring dengan tren di industri atas penurunan layanan suara. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Nobu Bank Siap Sukseskan QRIS Tap Berbasis NFC di Moda Transportasi Umum

Jakarta – Bank Indonesia (BI) beserta seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)… Read More

6 seconds ago

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

11 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

13 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago