Jakarta – PT Bank BRISyariah Tbk, membukukan laba bersih sebesar Rp117,2 miliar pada semester I tahun 2020. Pencapaian nilai tersebut menandakan peningkatan laba bersih sebesar 229,6% secara year on year (yoy).
Kinerja BRI Syariah tersebut melampaui kinerja induknya, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mencatatkan penurunan laba sebesar 37% yoy per periode yang sama.
Pertumbuhan laba bersih BRI Syariah ini ditopang oleh pendapatan penyaluran dana sebesar Rp1,94 triliun atau tumbuh 19,75% yoy, bagi hasil untuk pemilik dana investasi sebesar Rp523,83 miliar, pendapatan setelah distribusi bagi hasil mencapai Rp1,42 triliun atau tumbuh 43,03% yoy, dan laba operasional yang tumbuh 257,41% yoy, dari Rp57,83 miliar menjadi Rp206,69 miliar.
Direktur Utama BRI Syariah Ngatari menyampaikan peningkatan laba bersih pada kuartal II 2020 ini diakibatkan oleh adanya optimalisasi fungsi intermediasi.
“Peningkatan laba bersih BRISyariah di triwulan II 2020 didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana,” ujar Ngatari dana press conference yang digelar secara virtual, di Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020.
Pada kuartal kedua tahun ini, BRI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp37,4 triliun atau tumbuh 55,92% yoy. Dan segmen ritel menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan perusahaan yang utama.
Secara rinci, pada kuartal II 2020, BRI Syariah menyalurkan Rp5,4 triliun untuk segmen mikro yang tumbuh paling tinggi dan menjadi kontributor terbesar. Selain segmen mikro, pertumbuhan pembiayaan juga ditopang oleh penyaluran pembiayaan kecil menengah dan kemitraan sebesar Rp2,2 triliun dan penyaluran kredit konsumer sebesar Rp2,5 triliun.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa digitalisasi proses pembiayaan dengan menggunakan aplikasi i-Kurma adalah salah satu pendorong tumbuhnya pembiayaan BRI Syariah pada segmen mikro. Platform ini memungkinkan tenaga pemasar bekerja optimal saat masuk kondisi new normal.
Di samping itu, implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh juga menjadi penopang pertumbuhan kinerja BRI Syariah. Sepanjang kuartal II 2020 saja BRI Syariah telah membuka 26 unit kerja baru di Aceh dengan sistem co-location dengan BRI, sehingga membantu akselerasi proses konversi bisnis yang ditargetkan selesai pada semester II 2020.
“Pertumbuhan ini menandakan BRI Syariah yang terus mencari peluang di tengah pemberlakuan transisi pembatasan sosial berskala besar. Kami tetap harus tumbuh untuk menjaga keberlangsungan bisnis yang dilakukan secara selektif agar menciptakan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*) Steven
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More