Keuangan

Laba Bisnis Jasa Keuangan Grup Astra Turun 46%

Jakarta – Grup Astra sepanjang kuartal pertama ini mengalami penurunan laba bersih 22% dari Rp3,99 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp3,11 triliun. Senada, anak-anak usaha Astra Grup yang berbisnis di sektor jasa keuangan juga mencatat penurunan laba bersih. Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun sebesar 46% dari Rp1,19 triliun menjadi Rp 641 miliar.

“Grup Astra masih mengalami rendahnya permintaan otomotif dan lemahnya harga komoditas, serta penurunan kualitas kredit korporasi di Bank Permata. Kondisi bisnis diperkirakan masih menantang,” kata Presiden Direktur PT Astra International, Tbk Prijono Sugiarto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 26 April 2016.

Dari sejumlah anak usaha yang bergerak di jasa keuangan, ada dua anak usaha yang masih mencatatkan pertumbuhan, yakni PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS). Sektor bisnis pembiayaan konsumen menunjukkan kenaikan total pembiayaan sebesar 4% menjadi Rp 16 triliun, termasuk melalui joint bank financing without recourse. Kenaikan laba bersih kedua anak usaha Astra Grup yang bergerak di bisnis multifinance ini mengimbangi menurunnya kontribusi dari bisnis jasa keuangan lainnya, terutama Bank Permata.

PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan roda empat mencatat penurunan laba bersih sebesar 27% menjadi Rp213 miliar. Sementara pembiayaan roda empat lainnya, PT Toyota Astra Financial Services mencatat peningkatan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp80 miliar.

FIF yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat kenaikan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp393 miliar, yang diuntungkan dari kenaikan pangsa pasar dan diversifikasi produk.

Total pembiayaan yang dikucurkan oleh Grup pembiayaan alat berat meningkat 16% menjadi Rp1,0 triliun. Sementara, PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) yang fokus pada pembiayaan alat berat kelas kecil dan menengah, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp20 miliar.

PT Bank Permata Tbk, yang 44,6% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat kerugian bersih sebesar Rp376 miliar, seiring dengan meningkatnya provisi kerugian kredit sebagai konsekuensi dari peningkatan kredit bermasalah,  meskipun pendapatan bunga bersih tercatat meningkat 3%. Kredit bermasalah mengalami peningkatan dari 2,7% pada akhir tahun lalu menjadi 3,5%.

Sementara di kelompok asuransi, PT Asuransi Astra mencatat penurunan laba bersih sebesar 31% menjadi Rp 207 miliar yang disebabkan oleh penurunan laba dari investasi. Di sisi lain, perusahaan patungan bersama asuransi jiwa antara Grup Astra dan Aviva Plc, yang memasarkan produk dan jasa asuransinya dengan brand “ Astra Life powered by Aviva ”, telah berhasil menambah lebih dari 19.000 nasabah asuransi jiwa perorangan dan lebih dari 64.000 nasabah asuransi untuk program kesejahteraan karyawan selama kuartal pertama tahun 2016. Sepanjang 2015 jumlah nasabah Astra Life telah mencapai 28.500,  sementara jumlah nasabah asuransi untuk program kesejahteraan karyawan mencapai 186.000.(*)

Editor : Apriyani K

admin

Recent Posts

Fintech Lending Dinilai Mampu Atasi Gap Pembiayaan UMKM

Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More

2 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

3 hours ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

4 hours ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

5 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

5 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

5 hours ago