Perbankan

Laba Bersih Bank BTPN Susut 24 Persen Jadi Rp2,35 Triliun di 2023

Jakarta – PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) sepanjang 2023 mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp2,35 triliun. Angka ini lebih rendah 24 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar mengatakan penurunan laba ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1,21 triliun sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.

Dari sisi intermediasi, Bank BTPN mencatatkan peningkatan total penyaluran kredit sebesar 7 persen yoy menjadi Rp156,56 triliun dari Rp146,12 triliun pada akhir 2022.

“Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius,” ujar Henoch dalam keterangan resminya, 27 Februari 2024.

Baca juga: Ditopang Pertumbuhan Kredit, Laba Bank Danamon Sepanjang 2023 Tembus Rp3,5 Triliun

Sebagai bentuk komitmen untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah, Bank BTPN mencatat pertumbuhan rasio pembiayaan inklusif makrporudensial (RPIM) menjadi 29,14 persen per akhir Desember 2023 dari 24,57 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik. Rasio gross non-performing loan (NPL) turun ke level 1,36 persen pada akhir 2023 dari level 1,43 persen pada periode yang sama tahun lalu. Rasio ini lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,2 persen pada akhir Desember 2023.

Sementara, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3 persen yoy menjadi Rp12,04 triliun dari Rp11,68 triliun tahun sebelumnya. Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32 persen.

“Kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3 persen yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp6,51 triliun dari Rp6,49 trilun,” kata Henoch.

Selanjutnya, saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 10 persen yoy dari Rp40,16 triliun menjadi Rp44,19 triliun pada akhir 2023. Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 35,0 persen menjadi 40,8 persen.

Adapun total deposito mengalami penurunan sebesar 14 persen yoy menjadi Rp64,01 triliun, yang berdampak pada penurunan total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN sebesar 6 persen yoy dari Rp114,87 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp108,20 triliun pada akhir Desember 2023. Penurunan ini terkait upaya Bank BTPN untuk mengoptimalkan biaya dana.

Di samping itu, hingga akhir 2023, Jenius anak usaha Bank BTPN mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user sebesar 19 persen menjadi 5,2 juta, dari 4,4 juta pada periode sebelumnya.

Baca juga: Naik 28,4 Persen, Laba PermataBank Sepanjang 2023 Tembus Rp2,6 Triliun

Total penyaluran kredit menunjukkan peningkatan yang luar biasa sebesar 121 persen menjadi Rp2 triliun dari tahun sebelumnya. Tak ketinggalan, DPK yang dikelola Jenius juga tumbuh sebesar 8 persen menjadi Rp25,5 triliun.

“Inisiatif berkelanjutan Bank BTPN merupakan cerminan dari nilai-nilai inti yang dipegang teguh dalam setiap aspek operasionalnya, termasuk integritas, fokus pada nasabah, proaktif dan inovatif, kecepatan dan kualitas, serta sinergi. Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang pertumbuhan finansial, tetapi juga bagaimana solusi layanan keuangan berkelanjutan kami dapat memberikan dampak yang nyata pada kehidupan masyarakat,” tutup Henoch. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago