Keuangan

Laba Bersih Adira Finance Susut 7 Persen di Semester I 2024, Ini Penyebabnya

Jakarta – PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp765 miliar pada semester I 2024. Raihan laba ini mengalami penurunan sebesar 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih Adira Finance ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya dana dan biaya kredit.

“Untuk biaya operasional ada improvement yang cukup baik, tetapi untuk biaya dana dan biaya kredit itu yang cukup menjadi pressure buat kami,” ujarnya saat ditemui usai Media Update Kinerja Keuangan Adira Finance Semester I 2024 di Jakarta pada Kamis (1/8).

Baca juga: Piutang Pembiayaan Adira Finance Rp58,4 Triliun di Semester I 2024

Gani menjelaskan bahwa peningkatan biaya kredit atau beban kerugian kredit Adira Finance banyak dipengaruhi oleh segmen menengah ke bawah yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau bisnisnya tidak berkembang.

“Hal ini menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan cicilan dan terpaksa harus mengembalikan unitnya ke Adira Finance. Sehingga terjadilah kerugian kredit,” ujarnya.

Terkait biaya dana, Gani menyebutkan bahwa awalnya suku bunga diproyeksikan masih banyak terjadi repricing, namun kenyataannya tidak sesuai dengan rencana.

Kemudian, terjadi peningkatan total beban sebesar 16 persen year on year menjadi Rp4 triliun.

“Peningkatan pada beban disebabkan oleh naiknya biaya pendanaan perusahaan seiring dengan peningkatan suku bunga,” ungkap Gani.

Baca juga: Pembiayaan Baru BFI Finance Rp9 T di Semester I 2024, Segmen Ini Kontributor Terbesar

Meskipun laba bersih mengalami penurunan, total pendapatan perusahaan mencapai Rp5 triliun, naik sebesar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing tercatat sebesar 6,1 persen dan 14,2 persen pada Semester I 2024. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

KSEI Masih Kaji Dampak Kenaikan PPN 12 Persen ke Pasar Modal RI

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More

47 mins ago

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

1 hour ago

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

2 hours ago

Tok! Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More

3 hours ago

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

3 hours ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

3 hours ago