News Update

Laba BCA Turun 4,2% jadi Rp20 Triliun, Ini Penyebabnya

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama tahun 2020 dengan membukukan laba bersih Rp20 triliun atau turun 4,2% dibandingkan dengan pencapaian Rp20,9 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan laba disebabkan meningkatnya biaya pencadangan. Menurutnya, di tengah pandemi dan sejumlah tantangan ekonomi, BCA mencatat pertumbuhan positif laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) yang ditopang oleh pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA), penurunan biaya dana (CoF) dan penurunan biaya operasional.

Sejalan dengan hal ini, PPOP meningkat sebesar Rp4 triliun atau 13,5% menjadi Rp33,8 triliun dan dapat menjadi penyangga atas meningkatnya biaya pencadangan. BCA juga membukukan biaya pencadangan sebesar Rp9,1 triliun, atau meningkat sebesar Rp5,6 triliun (160,6%) YoY, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit. Secara keseluruhan, laba bersih turun Rp886 miliar secara jumlah

“Pandemi Covid-19 tidak hanya menciptakan tantangan di berbagai aspek, namun juga mengharuskan kita untuk mengelola ketidakpastian. Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, pandemi juga memberikan peluang dalam meningkatkan layanan digital kami untuk dapat melayani nasabah dengan lebih baik,” kata Jahja melalui melalui video conference di Jakarta, Senin 26 Oktober 2020.

Pada laporan laba rugi, terlepas dari pertumbuhan stagnan pada pendapatan bunga, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0% YoY menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah. BCA juga telah menurunkan suku bunga berbagai produk pendanaan, sejalan dengan kebijakan suku bunga rendah dari Bank Indonesia.

Jahja menambahkan, pendapatan selain bunga tercatat sebesar Rp15,1 triliun, meningkat 3,0% YoY. Sedangkan total pendapatan operasional selama sembilan bulan pertama tahun 2020 mencapai sebesar Rp55,9 triliun, tumbuh 7,3% YoY. Sementara beban operasional tercatat sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar Rp216 miliar dibanding tahun lalu.

Dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. CASA tumbuh 16,1% YoY, mencapai Rp596,6 triliun, menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3% YoY menjadi Rp780,7 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8% YoY mencapai Rp184,1 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid tersebut telah mendukung pertumbuhan total asset BCA menembus level seribu triliun atau tepatnya Rp 1003, 6 triliun, meningkat 12,3% YoY.

Menurutnya, transaksi BCA yang didukung oleh besarnya jumlah nasabah dan pengembangan berbagai layanan digital, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti Bank. Jahja menyebut  CASA memberikan kontribusi sebesar 76,4% dari total dana pihak ketiga. BCA juga telah memproses sekitar 33 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama tahun 2020, meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

3 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

4 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

5 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

5 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

7 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

7 hours ago