Perbankan

Laba Bank UOB Indonesia Anjlok 29 Persen, Ini Penyebabnya

Jakarta— PT Bank UOB Indonesia mencatatkan terjadinya penurunan atas raupan laba bersih menjadi Rp674,96 miliar di sepanjang 2023. Laba bersih tersebut melorot hingga 29 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan posisi tahun sebelumnya, yakni Rp951,56 miliar.

President Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan, penyusutan laba bersih tersebut disebabkan adanya peningkatan di sisi biaya lantaran proses akuisisi consumer business Citibank yang dilakukan perseroan.

“Laba ada penurunan karena imbas dari akuisisi jadi biaya-biaya meningkat. Untuk penambahan [modal] sudah terjadi tahun lalu Rp1,5 triliun. Itu untuk memperkuat permodalan saja karena kita kita kan akuisisi,” jelasnya kepada Infobank, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Garuda Indonesia dan UOB Kolaborasi Luncurkan Kartu Kredit Khusus Pelancong, Simak Benefitnya!

Seperti diketahui, UOB Indonesia telah menyelesaikan proses akuisisi bisnis perbankan konsumer Citigroup di Indonesia dan integrasi penuh aset dan liabilitas Citibank Indonesia ke UOB Indonesia di akhir Desember tahun lalu.

Proses akuisisi ini membuat jumlah nasabah UOB bertambah menjadi lebih dari 1 juta sekaligus mendapat tambahan karyawan sebanyak 1.000 orang dari pengalihan atas bisnis consumer Citibank.

“Semua nasabah [Citibank] sudah beralih ke UOB. Kita harapkan semuanya tumbuh, kita fokuskan untuk tumbuh tahun ini,” jelas Hendra.

Jika merujuk laporan keuangan UOB Indonesia, laba bersih tersebut menurun lantaran adanya peningkatan di sisi beban operasional menjadi Rp5,01 triliun pada 2023, di mana tahun sebelumnya hanya Rp3,8 triliun.

Baca juga: UOB Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Adapun, melorotnya kinerja UOB Indonesia tersebut tak hanya di sisi laba, melainkan juga kucuran kredit. Penyaluran kredit UOB Indonesia melandai sebesar 1,77% yoy, menjadi Rp84,02 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp85,53 triliun.

Di sisi lain, pendapatan bunga bersih UOB Indonesia tercatat sebesar Rp5,19 triliun, naik 5 persen yoy dari posisi 2022 sebesar Rp4,94 triliun. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan tumbuh 4,7 persen yoy atau menjadi Rp119,28 triliun pada 2023, posisi sebelumnya sebesar Rp113,92 triliun.

Demikian dengan total aset UOB Indonesia yang tercatat meningkat menjadi Rp162,55 triliun, atau sebesar 17,55 persen yoy triliun dari Rp138,27 triliun di 2022. (*) Ranu Arasyki Lubis

Galih Pratama

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

2 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

3 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

12 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

12 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

13 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

13 hours ago