Gedung Bank Muamalat. (Foto: istimewa)
Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk atau Bank Muamalat membukukan kinerja positif hingga kuartal III-2025 dengan laba bersih mencapai Rp9,24 miliar atau tumbuh 8,15 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,54 miliar.
Kenaikan laba ditopang oleh peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang naik 11,97 persen menjadi Rp167,39 miliar. Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) naik 0,8 persen menjadi Rp504,76 miliar.
Di sisi lain, beban tenaga kerja berhasil ditekan 3,23 persen menjadi Rp464,05 miliar. Namun, beban promosi dan beban lainnya masing-masing naik cukup signifikan, yakni 21,99 persen menjadi Rp13,11 miliar dan 9,93 persen menjadi Rp189,48 miliar.
Baca juga: Jurus Bank Muamalat Genjot Pembiayaan KPR Syariah
Secara total, aset bank syariah yang dipimpin Imam Teguh Saptono sebagai Direktur Utama ini, tumbuh 2,40 persen menjadi Rp61,31 triliun per September 2025.
Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 1,61 persen menjadi Rp43,89 triliun. Perolehan DPK ditopang oleh deposito yang tumbuh 4,60 persen menjadi Rp21,77 triliun.
Sedangkan, dana murah (CASA) terdiri dari giro dan tabungan, menyusut 1,17 persen menjadi Rp22,12 triliun.
Sementara itu, total pembiayaan Bank Muamalat menyusut 4,62 persen menjadi Rp17,38 triliun. Penurunan ini mendorong rasio financing to deposit ratio (FDR) turun ke level 39,42 persen pada kuartal III-2025 dari 42,09 persen pada kuartal III-2024.
Baca juga: Bank Muamalat Siap Jadi Pilot Project Bank Haji dan Wakaf
Kualitas aset bank syariah pertama di Tanah Air ini juga mengalami tekanan, tecermin dari kenaikan non-performing financing (NPF) gross menjadi 4,26 persen per September 2025, dari 2,95 persen per September 2024. Angka ini mendekati batas aman regulator yang sebesar 5 persen.
Meski begitu, rasio permodalan atau capital adequacy ratio/CAR masih terjaga kuat di 27,20 persen. Dari sisi rentabilitas, return on asset/ROA terlihat meningkat dari 0,03 persen menjadi 0,04 persen, dan return on equity/ROE, naik dari 0,25 persen menjadi 0,32 persen.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO Bank Muamalat stabil di level tinggi, naik tipis dari 99,15 persen menjadi 99,16 persen.
Perolehan tersebut menunjukkan bahwa efisiensi operasional masih menjadi tantangan bagi Bank Muamalat di tengah upaya menjaga pertumbuhan laba. (*) Ayu Utami
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More