Perbankan

Laba Bank Maluku Malut Merosot Jadi Rp45,26 Miliar, Ini Faktor Penyebabnya

Jakarta – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) menghadapi tantangan yang tak mudah di kuartal I 2024. Meski kredit masih tumbuh positif, laba BPD ini mengalami penyusutan.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, sepanjang tiga bulan pertama 2024, bank yang dikomandoi Syahrisal Imbar sebagai direktur utama ini menyalurkan kredit sebesar Rp5,41 triliun. Realisasi kredit itu meningkat 4,44 persen year on year (yoy).

Sementara kualitas kredit sedikit menurun, tapi tetap terjaga di level sangat rendah. Rasio non performing loan (NPL) ada di level 0,96 persen, naik tipis dari 0,79 persen di periode sama tahun sebelumnya.

Baca juga: BTPN Syariah Catatkan Laba Bersih Rp263,66 Miliar di Kuartal I 2024

Sebaliknya, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) merosot 8,87 persen, dari Rp7,21 triliun menjadi Rp6,57 triliun di kuartal I 2024. Kontraksi DPK turut membuat total aset bank ini menyusut 9,51 persen, atau menjadi Rp8,94 triliun.

Sedangkan dari sisi profitabilitas, laba bersih Bank Maluku Malut tumbuh minus 8,03 persen, dari Rp49,21 miliar menjadi Rp45,26 miliar per Maret 2024. Penyusutan ini antara lain dipicu kenaikan beban operasonal. Misalnya saja beban tenaga kerja yang melonjak dari Rp49,64 miliar menjadi Rp74,15 miliar. Koreksi juga terjadi di pos pendapatan lainnya yang merosot dari Rp23,60 miliar menjadi Rp16,46 miliar.

Baca juga: Tumbuh 30,85 Persen, Bank Lampung Bukukan Laba Bersih Rp37,41 Miliar di Kuartal I 2024

Adapun dari sisi pendapatan, kredit yang tumbuh positif berkontribusi pada pendapatan bunga yang naik tipis 2,10 persen, atau menjadi Rp233,93 miliar. Di lain sisi beban bunga turun 12,86 persen, atau menjadi Rp65,83 miliar. Penurunan ini sejalan dengan DPK yang terkoreksi cukup signifikan.

Kenaikan beban juga turun mendongkrak rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Maluku Malut. Per Maret 2024, BOPO bank ini ada di posisi 76,70 persen, meningkat jauh dibandingkan 70,39 persen di periode sama tahun sebelumnya. Namun dibandingkan industri perbankan nasional, BOPO bank ini masih terbilang rendah. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

12 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

13 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

13 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

13 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

14 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

15 hours ago