Keuangan

Laba Asuransi Umum Anjlok, Pengamat Sarankan Industri Terapkan Strategi Ini

Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan industri asuransi mencatatkan kerugian Rp10,13 triliun sepanjang 2024. Padahal, pada 2023 lalu, industri asuransi umum mampu kantongi laba Rp7,8 triliun. Artinya, penurunan laba ini mencapai 197,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Ketua AAUI, Budi Herawan menyebut tertekannya industri asuransi umum diakibatkan oleh hasil underwriting yang melemah, serta peningkatan cadangan premi dan cadangan klaim.

“Tentunya laba ini terpengaruh dari perhitungan hasil underwriting. Seperti kita ketahui, komponen laba dari perusahaan asuransi berasal dari hasil underwriting dan hasil investasi,” ucap Budi dalam Konferensi Pers dikutip, 11 Maret 2025.

Baca juga: Alasan Nasabah Tajir Danamon Lebih Pilih Asuransi Tradisional Dibanding Unitlink

Strategi Tekan Penurunan Laba

Pengamat Asuransi, Irvan Rahardjo, mengatakan bahwa, strategi yang dapat dilakukan industri asuransi umum dalam mendorong kinerja tahun ini. Salah satunya adalah meningkatkan inovasi produk-produk yang berbasis digital.

“Lalu, memperbaiki underwriting assessment yang lebih profitable dan meningkatkan jaringan pemasaran melalui kerja sama dan kolaborasi sinergi dengan berbagai lembaga pembiayaan dan perbankan sebagai sumber bisnis dari peningkatan kredit,” ucap Irvan kepada Infobanknews di Jakarta, 11 Maret 2025.

Tidak hanya itu, Irvan mengungkapkan, strategi lain yang dapat dilakukan oleh industri asuransi umum dalam mendongkrak kinerja, yakni menjaring asuransi mobil kendaraan bekas yang jumlahnya saat ini masih besar. Seperti asuransi mobil setelah berakhirnya kredit kendaraan bermotor yang umumnya tidak lagi diwajibkan asuransi oleh bank atau lembaga pembiayaan.

Sementara, OJK mencatat hasil underwriting industri asuransi umum mengalami penurunan tajam di 2024 menjadi defisit senilai Rp1,52 triliun atau merosot 102,7 persen. Sedangkan pada 2023, hasil underwriting masih tercatat positif sebanyak Rp19,46 triliun.

Baca juga: Biaya Pengobatan Kian Membengkak, Manulife dan Danamon Luncurkan Asuransi Penyakit Kritis

Sementara, dari sisi cadangan premi justru mengalami peningkatan drastis pada 2024 menjadi Rp22,27 triliun atau melonjak 546,5 persen dari tahun 2023 yang sebesar Rp3,44 triliun.

Tidak hanya itu, cadangan klaim juga meningkat menjadi Rp5,08 triliun pada 2024 atau naik 306,3 persen dari Rp1,25 triliun di 2023.

Adapun, hasil investasi meningkat 19,8 persen menjadi Rp7,43 triliun di 2024 dari Rp6,20 triliun di 2023. Namun, peningkatan ini tidak cukup untuk mengimbangi kerugian dari hasil underwriting dan meningkatnya beban cadangan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

22 mins ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

1 hour ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

1 hour ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

4 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

4 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

5 hours ago