Tambang Batu Hijau Amman Mineral (AMMN). (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada tahun 2024. Laba bersih perusahaan meningkat 148 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari USD259 juta menjadi USD642 juta.
Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto mengungkapkan, pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih sebesar 31 persen, dari USD2,033 juta pada 2023 menjadi USD2,664 juta pada 2024.
“Hal itu didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23 persen dan 10 persen,” ujar Arief dalam keterangan resmi dikutip, Minggu, 23 Maret 2025.
Baca juga: Pasca Listing, Harga Saham Amman Mineral (AMMN) Naik 2,36% jadi Rp1.735
Selain peningkatan penjualan, profitabilitas perusahaan juga mengalami pertumbuhan seiring dengan disiplin pengendalian biaya. EBITDA perusahaan naik 40 persen, dari USD1,019 juta pada 2023 menjadi USD1,426 juta pada 2024, sementara margin EBITDA meningkat dari 50 persen menjadi 54 persen.
“Selain itu, kami berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang kami dengan ketentuan yang lebih menguntungkan. Kami bangga dengan pencapaian tahun 2024 kami dan tetap berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan, serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi biaya, dan investasi strategis,” imbuhnya.
Adapun AMMN kembali melampaui ekspektasi dengan peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat. Masing-masing komoditas tersebut mencatat hasil yang melebihi panduan kinerja perusahaan, dengan peningkatan sebesar 6 persen, 7 persen, dan 6 persen.
Baca juga: Resmi Melantai di Bursa, Amman Mineral (AMMN) Raup Dana Rp10,73 Triliun
Tahun 2024 juga menjadi tonggak sejarah bagi produksi emas di Batu Hijau. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh bijih berkadar tinggi dari Fase 7 serta efisiensi operasional yang terus diterapkan. Keunggulan ini menjadikan AMMN sebagai salah satu produsen tembaga dengan biaya produksi terendah di dunia.
Selain itu, proyek ekspansi AMMN terus berjalan dengan standar keselamatan yang ketat untuk memastikan keandalan fasilitas dalam jangka panjang.
Lalu, komisioning smelter juga masih berlangsung, dengan produksi anoda tembaga pertama yang berhasil dilakukan pada 12 Februari 2025. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama diperkirakan akan dimulai pada akhir Maret 2025.
Baca juga: Direstui OJK, IPO Amman Mineral (AMMN) Incar Dana Rp10,73 Triliun
Seiring transformasi AMMN dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan, perusahaan menghadapi berbagai tantangan teknis, termasuk optimalisasi proses dan peningkatan kinerja peralatan. Penyelesaian tantangan ini menjadi faktor penting dalam memastikan transisi yang lancar menuju operasi berskala penuh. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More