Subang – Berdasarkan hasil survei Oracle pada Desember 2019, kontribusi manusia terhadap kerentanan IT mencapai 58%. Angka ini menunjukkan kelalaian dan ketidakpahaman pengguna teknologi dapat menyebabkan keamanan sistem IT itu sendiri. Sehingga kemungkinan pembobolan data semakin besar.
IT Security Consultan PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh menjelaskan bahwa salah satu faktor terjadinya ketidakpahaman karena pengguna kerap tak membaca ketentuan di setiap aplikasi atau program. Sehingga, pengguna tak sadar telah membiarkan penyalahgunaan data oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Kelemahan terbesar dalam keamanan siber adalah penggunanya. Kerap kali, pengguna tak mau membaca sehingga data pribadi mudah di penetrasi. Pengguna main klik tanpa tahu data apa yang diambil,” ujar Yudhi di Subang, 27 Februari 2020.
Yudhi menambahkan perlu ada kemauan dan kesadaran pengguna untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan data. Dengan kehati-hatian, pengguna dapat menghindari penyalahgunaan data pribadi oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. (*) Evan Yulian Philaret
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More