Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan penyaluran kredit di kuartal III 2018 sebesar Rp220,07 triliun, atau mengalami pertumbuhan mencapai 19,28 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama yakni sebesar Rp184,50 triliun.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, pertumbuhan kredit ini didorong oleh kenaikan KPR Subsidi, karena Bank BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Menurutnya, KPR Subsidi memiliki porsi 54,35 persen dari total KPR perseroan, yang memang lebih kencang dibanding KPR non Subsidi.
“FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit bagi Bank BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujar Maryono di Menara BTN, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2018.
Secara keseluruhan penyaluran KPR Bank BTN di kuartal III 2018 sebesar Rp163,61 triliun, tumbuh 21,81 persen dibanding kuartal III tahun lalu yang mencapai Rp134,31 triliun. Sementara KPR Subsidi tumbuh hingga 30,11 persen menjadi sebesar Rp88,92 triliun di kuartal III 2018, dibandingkan kuartal III 2017 yang mencapai Rp68,34 triliun.
Sedangkan KPR non Subsidi tumbuh sebesar 13,22 persen menjadi Rp74,69 triliun di kuartal III 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp65,97 triliun. Kemudian untuk sektor kredit konstruksi perumahan tercatat tumbuh 17,41 persen menjadi Rp28,45 triliun lebih tinggi dibanding kuartal III 2017 yakni Rp24,23 triliun.
Seiring dengan laju pertumbuhan KPR, kontribusi Bank BTN dalam menyalurkan KPR maupun kredit konstruksi properti terhadap Program Sejuta Rumah semakin besar yaitu mencapai 574.444 unit rumah, dengan nilai Rp54,93 triliun. Dari pencapaian tersebut sebanyak 408.350 unit rumah dibiayai dengan KPR Subsidi sementara sisanya dengan KPR Non Subsidi.
Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,50 persen menjadi Rp19,67 triliun dibandingkan kuartal III tahun lalu yang mencapai Rp17,33 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari segmen kredit non perumahan adalah kredit komersial yang mengalir sebesar Rp15,05 triliun, sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp4,6 triliun.
“Kami terus melakukan inovasi produk untuk meningkatkan akses masyarakat memiliki hunian idaman, diantaranya kami baru merilis KPR Gaeesss yang menyasar generasi milenial dan melakukan pilot project KPR Mikro dengan skema ABCG (Academy-Business- Community dan Government) bagi MBR untuk mengejar target pertumbuhan kredit di kisaran 19-20 persen tahun ini,” katanya. (*)
Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More
Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More
Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More
Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More