Categories: Moneter dan Fiskal

Kuartal III 2015 Posisi Investasi Indonesia Membaik

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi internasional investasi (PII) Indonesia mengalami perbaikan, dengan penurunan net kewajiban menjadi US$327,4 miliar di triwulan III 2015, dari triwulan sebelumnya yang sebesar US$369,1 miliar, meskipun porsi utang cukup besar, selain ekuitas.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulsitowati di Jakarta, Rabu, 30 Desember 2015. Menurutnya, penurunan net kewajiban dipicu oleh depresiasi rupiah terhadap dolar AS, dan perubahan harga saham sepanjang kuartal II ke kuartal III 2015.

Dia mengungkapkan, net kewajiban (kewajiban dikurangi aset) yang sebesar 37,8% dari PDB, diikuti oleh penurunan posisi aset finansial luar negeri Indonesia sebesar US$201,1 miliar. “Secara transaksi, net kewajibannya sebenarnya naik, tapi karena penguatan dolar AS, nilai kewajibannya jadi menurun,” tukasnya.

Sedangkan sepanjang kuartal II ke kuartal III 2015, transaksi pembayaran selama periode tersebut menunjukkan penambahan kewajiban sebesar US$5,7 miliar. Pada periode tersebut, nilai aset juga menurun US$0,7 miliar. Namun karena depresiasi rupiah dan perubahan harga saham, net kewajiban menurun US$47,4 miliar

“Investor tersebut saat menanamkan sahamnya disini mungkin dalam bentuk rupiah. Seiring dengan menguatnya dolar AS, an pelemahan rupiah, kewajibannya pun jadi menurun,” ucap Hendy.

Dengan adanya kondisi tersebut, maka nilai PII Indonesia, mencerminakan solvabilitas dan liabilitas ekonomi domestik. Menurut Hendy, kondisi PII tersebut masih baik, meskipun sebagian masih dipenuhi utang selain ekuitas. Dia memperkirakan posisi PII Indonesia ke depan akan semakin membaik, terutama didorong perbaikan fundamental perekonomian dan reformasi struktural.

Hingga kuartal III, kewajiban finansial luar negeri (KFLN) sebesar US$537,4 miliar, dengan aset finansial luar negeri (AFLN) sebesar US$210,1 miliar, menjadikan net kewajiban sebesar US$327,4 miliar. Sedangkan posisi utang investasi langsung sebesar US$41,2 miliar dengan ekuitas US$168 miliar.

“Utang pada investasi portofolio sebesar US$109,9 miliar, dan ekuitas US$66,8 miliar,” tutup Hendy. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

4 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

5 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

14 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

15 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

15 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

15 hours ago