“Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas di tengah tingginya impor nonmigas, baik bahan baku dan barang konsumsi, untuk memenuhi permintaan domestik selama bulan puasa dan Lebaran,” ucapnya.
Sementara itu, meningkatnya defisit neraca jasa bersumber dari turunnya surplus jasa travel dan naiknya defisit neraca pendapatan primer karena meningkatnya pembayaran dividen sesuai dengan pola musimannya. Peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh menurunnya defisit neraca perdagangan barang migas sejalan dengan turunnya harga dan volume impor minyak.
Perkembangan NPI pada kuartal II-2017 secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi. Menurutnya BI terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
“Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural,” tutup Agusman. (*)
Editor: Paulus Yoga