Perbaikan impor yang menurun lebih tajam bila dibandingkan dengan ekspor, telah mendongkrak perbaikan defisit transaksi berjalan. Rezkiana Nisaputra.
Jakarta – Bank Indonesia (BI) meyakini, defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) sepanjang kuartal II 2015 diperkirakan akan berada di bawah 2,3% dari Product Domestic Bruto (PDB).
Demikian disampaikan oleh Gubernur BI, Agus DW Martowardojo, di Jakarta, Senin, 27 Juli 2015. Menurutnya, dengan kondisi tersebut, maka defisit transaksi berjalan hingga akhir 2015 bisa ditekan di bawah 2,5% dari PDB.
“Defisit transaksi berjalan di kuartal II 2015 kita perkirakan bisa lebih rendah dari 2,3% dari PDB. Maka sepanjang 2015, walaupun defisit tapi lebih rendah dari 2,5%,” ujar Agus.
Dia mengungkapkan, perbaikan impor yang mengalami penurunan lebih tajam bila dibandingkan dengan ekspor telah mendorong neraca perdagangan menjadi surplus US$477 juta pada Juni 2015, sehingga hal ini berdampak signifikan terhadap defisit transaksi berjalan.
“Jadi perkembangan defisit transaksi berjalan juga mengarah ke arah yang baik, walaupun tetap kita waspadai juga. Ini karena impornya itu lebih tajam dari pada penurunan ekspor. Jadi ini pengaruh dari ekonomi dunia yang melemah,” tutup Agus. (*)
Jakarta – Pemerintah bakal memberikan bantuan tunai sebagai dukungan kepada para pekerja yang menjadi korban… Read More
Jakarta – Crazy Rich Surabaya, Budi Said mengajukan banding usai dirinya divonis 15 tahun penjara… Read More
Jakarta - Pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi 2025 dengan salah satu langkah utamanya adalah pemberian… Read More
Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini… Read More
Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah mencatatkan capaian positif yang ditandai dengan… Read More
Jakarta - Pemerintah resmi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen.… Read More