News Update

Kuartal I 2017 Laba BSM Tumbuh 19,21%

Jakarta – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan laba bersih di kuartal I 2017 sebesar Rp90,26 miliar atau mengalami peningkatan 19,21 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp75,72 miliar.

Direktur Bank Syariah Mandiri Choirul Anwar mengatakan, peningkatan laba BSM ditopang antara lain oleh perbaikan kualitas pembiayaan, recovery ex write off (WO), meningkatnya fee based income, serta pengendalian biaya operasional.

“Seiring upaya manajemen meningkatkan kualitas pembiayaan, kinerja kinerja keuangan BSM makin baik. Alhamdulillah, strategi yang ditetapkan membuahkan hasil,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu, 14 Mei 2017.

Di sisi lain, laba bersih juga didongkrak oleh pembiayaan yang tercatat sebesar Rp55,42 triliun di kuartal I 2017 atau mengalami pertumbuhan hingga 44 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama yakni sebesar Rp50,78 triliun.

Mengenai komposisi pembiayaan, dua segmen mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni segmen Konsumer dan Gadai yang tumbuh 14,32 persen (yoy) menjadi Rp17,53 triliun. “Segmen ini kedepannya menjadi sumber pertumbuhan pembiayaan di BSM seiring fokus kami di segmen ritel,” kata Choirul.

Pembiayaan Segmen Commercial Banking tumbuh cukup baik sebesar 14,78 persen (yoy) menjadi  Rp6,52 triliun, dengan fokus pada healthcare dan education. Pembiayaan Segmen Mikro juga tumbuh cukup baik, mencapai 11,59 persen (yoy) menjadi Rp4,19 triliun, disusul pembiayaan Segmen Small/Business Banking yang tumbuh 5,45 persen (yoy) menjadi Rp9,57 triliun dan pembiayaan segmen Corporate Banking tumbuh 4,23 persen (yoy) menjadi Rp17,54 triliun.

Selain itu, kata dia, fee based income perusahan juga mencatatkan kinerja positif yang tumbuh menjadi Rp256 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp200 miliar atau tumbuh 28,19 persen.

Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) di kuartal I 2017 tercatat sebesar Rp71,04 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,47 persen (yoy) bila dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama dengan dana murah sebesar Rp35,43 triliun atau 49,88 persen dari total DPK.

“Dana murah BSM berupa Giro dan Tabungan mengomposisi hampir separuh dari total DPK atau sebesar Rp35,43 triliun (49,88 persen). Sementara itu total rekening dana mencapai 6,63 juta,” ucapnya.

Dari total DPK, Giro naik 35,05 persen, yang semula Rp5,63 triliun per Maret 2016 menjadi Rp7,61 triliun per Maret 2017, Tabungan tumbuh sebesar 14,69 persen, semula Rp24,26 triliun menjadi Rp27,82 triliun per Maret 2017. Adapun Deposito tumbuh 7,02 persen semula Rp33,27 triliun per Maret 2016 menjadi Rp35,60 triliun per Maret 2017.

Untuk perbaikan kualitas pembiayaan, BSM berhasil menurunkan rasio Non Performing Financing (NPF Nett) semula 4,32 persen di Maret 2016 menjadi 3,16 persen di Maret 2017. Adapun NPF Gross membaik dari 6,42 persen per Maret 2016 menjadi 4,91 persen per Maret 2017.

“BSM juga mulai meningkatkan persentase rasio pencadangan terhadap NPF (cash coverage ratio) dari 56,99% persen periode sebelumnya menjadi 65,30 persen,” jelasnya.

Pada kuartal I 2017, BSM melakukan penghematan biaya PPAP dari perolehan recovery ex wo sebesar Rp123 miliar. Di sisi lain, biaya operasional yang diindikasikan dengan rasio BOPO dapat dikendalikan menurun 0,6 persen menjadi 93,67 persen dari sebelumnya 94, 27 persen.

“Manajemen BSM fokus pada tiga strategi yakni perbaikan kualitas aktiva produktif dan optimalisasi recovery, peningkatan bisnis secara sustain, serta peningkatan produktivitas dan efisiensi,” paparnya.

Selain itu, pertumbuhan laba juga disebabkan meningkatnya pendapatan margin bagi hasil sebesar 10,35 persen year on year (yoy) dari Rp1,55 triliun menjadi Rp1,71 triliun per Maret 2017. Dengan adanya kinerja yang positif ini, telah mendorong laba perusahaan sebesar Rp80,01 triliun atau tumbuh 11,83 persen (yoy) dari Rp71,55 triliun.

Dari sisi permodalan, lanjut dia, rasio permodalan BSM cukup kuat dengan peningkatan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 1,01 persen dari 13,39 persen per Maret 2016 menjadi 14,40 persen pada Maret 2017. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Rudal Rusia Diduga jadi Biang Kerok Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines

Jakarta – Para pejabat Azerbaijan menduga jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan Airlines, di Kota Aktau, Kazakhstan, pada Rabu… Read More

12 mins ago

Simak Jadwal Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bank Indonesia 2025

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menetapkan jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan sepanjang 2025 sebagai… Read More

40 mins ago

PLN Cetak Rekor Baru: Pengisian Daya EV Naik 400 Persen Lebih pada Hari Ke-7 Nataru

Jakarta – PT PLN (Persero) mencatat peningkatan transaksi pengisian daya kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) lebih… Read More

40 mins ago

Jelang Tahun Baru 2025, Rupiah Diramal Masih Tertekan di Atas Rp16.000 per Dolar AS

Jakarta – Menjelang tahun baru 2025, nilai tukar rupiah diperkirakan masih berada di atas Rp16.000 per dolar… Read More

2 hours ago

Naik 0,19 Persen, IHSG Dibuka Hijau ke Level 7.078

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (27/12), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Naik Rp8.000, jadi Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 27 Desember… Read More

3 hours ago