Nasional

Kualitas Udara Jakarta Kian Buruk, KLHK Usul Karyawan WFH

Jakarta  – Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengusulkan adanya opsi bekerja dari rumah atau work from home (WFH) kepada perusahan di Jakarta.

Usulan ini imbas dari kondisi kualitas udara di Jakarta, dan kawasan lainnya seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang kian menghawatirkan dalam sepekan terakhir.

“Informasi kualitas udara yang sudah tersedia di berbagai website bisa digunakan untuk masing-masing manajemen dalam menentukan apakah perlu WFH atau tidak. Karena tidak setiap hari fenomenanya terjadi,” kata Sigit , dikutip Jumat (11/8).

Baca juga: Kualitas Udara di Tangsel Terburuk di Indonesia, Warga Disarankan Tidak Keluar Rumah

Meski begitu, lanjut Sigit, penentuan WFH bagi para karyawan dikembalikan kembali kepada manajemen perusahaan masing-masing.

“Itu fleksibilitasnya, kita beri pada masing-masing lembaga memanfaatkan informasi yang ada untuk ambil keputusan” jelasnya.

Kualitas Udara Jakarta

Kondisi terkini kualitas udara di Jakarta berdasarkan iqair.com/istimewa

Berdasarkan situs iqair.com, pada Sabtu pagi (12/8), Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 156 poin atau masuk kategori tidak sehat sebesar 66 mikrogram  per meter kubik.

“Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 13.2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” tulis keterangan di situs IQAir.

Particulate Matter (PM2.5) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).

Situs IQAir menyarankan warga Jakarta untuk mengenakan masker di luar, menutup jendela untuk menghindari udara kotor hingga memasang penyaring udara. 

WFH Selama KTT Asean

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau agar perusahaan swasta menerapkan kebijakan WFH selama pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN pada 5-7 September mendatang.

Menurutnya, kebijakan tersebut menjadi salah satu peran yang dapat diberikan pihak swasta untuk kelancaran acara KTT ke-43 ASEAN di Jakarta.

Indonesia sendiri menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-43 pada 5-7 September mendatang.

Baca juga: Erick Thohir Dorong UMKM Mendunia di Ajang KTT ASEAN 2023

Selain negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang datang, KTT ASEAN itu juga akan dihadiri sejumlah tamu negara yang hadir seperti China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

“Kami mengimbau pihak-pihak swasta bisa memulai memikirkan misalnya work from home dengan kebijakan masing-masing,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Diisukan Bakal Diganti, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Junjung Tinggi Etika

Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra menanggapi rumor mengenai pergantian… Read More

31 mins ago

Rupiah Diperkirakan Masih akan Melemah Akibat Inflasi AS yang Meningkat

Jakarta – Rupiah diprediksi masih akan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), akibat peningkatan data inflasi… Read More

40 mins ago

IHSG Dibuka Naik 0,09 Persen ke Level 7.315

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (14/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

55 mins ago

Harga Emas Antam Anjlok Rp11.000, Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Kamis, 14 November… Read More

2 hours ago

IHSG Diprediksi Melemah Terbatas, Cermati Sentimen Berikut

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More

2 hours ago

Mengukur Dampak Pemutihan Utang Petani dan Nelayan ke Industri Asuransi

Jakarta - Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, menyambut baik kebijakan pemutihan utang bagi petani… Read More

3 hours ago