Buruh; Sering gelar demonstrasi. (Foto: Budi Urtadi)
Jakart–Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) domestik menjadi pemicu inefisiensi pemanfaatan dana-dana investasi, sehingga salah satu komponen pertumbuhan ekonomi ini (investasi) tidak mampu berkontribusi optimal terhadap perekonomian.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Muliaman D. Hadad di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016. “Saat ini ada indikasi inefisiensi pemanfaatan modal dan korelasinya ke ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Muliaman mengungkapkan, bahwa ketidakpastian pemulihan ekonomi global di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi patut direspons berbagai pihak dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam kerangka peningkatan daya saing di global.
“Ekonomi AS menunjukkan perkembangan yang tidak sesolid perkiraan, demikian juga dengan Jepang, Eropa dan Tiongkok. Ini menunjukkan dampak negatif pada ekonomi global,” tukas Muliaman.
Kondisi tersebut, kata dia, berimbas pada sejumlah harga komoditas yang tertekan di tengah perlambatan ekspor. Pada akhirnya, hal ini menekan sejumlah indikator makroekonomi. “Fokus reformasi menjadi bagian penting untuk mengisi satu sama lain,” tukasnya.
Dalam jangka panjang, sambung dia, untuk mendukung pemanfaatan dana-dana investasi harus disikapi pemerintah dan otoritas terkait dengan meningkatkan kualitas SDM domestik, yang pada akhirnya dapat menciptakan peningkatan produktivitas di berbagai sektor.
Dia menambahkan, keinginan untuk memperbesar tabungan domestik juga harus diimbangi oleh kebijakan internal lembaga perbankan dengan menerapkan tingkat suku bunga yang kompetitif. “Makanya inflasi harus ditekan dan harus mengawal ekspektasi inflasi,” imbuhnya.
Sedangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing, lanjut Muliaman, maka para pemangku kepentingan harus mengelola seluruh indikator makroekonomi secara baik.
“Pengelolaan neraca secara baik dengan managemen nilai tukar yang lebih memadai. Meningkatkan sektor manufaktur, SDM, produktivitas dan lain-lain,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More