Jakarta–Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlanjut. Menurut Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), sudah puluhan ribu pekerja di-PHK karena menurunnya daya beli masyarakat yang disebabkan oleh politik upah murah lewat Peraturan Pemerintah 78/2015.
Terlebih, kata Presiden KSPI Said Iqbal, Kementerian Ketenagakerjaan dianggap telah melakukan kebohongan publik dengan menyatakan bahwa data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hanya 1.347 orang. Padahal, bedasarkan data KSPI, PHK sudah mencapai puluhan ribu pekerja.
”Pemerintah tidak responsif dan tidak mau turun kelapangan melihat fakta yang ada,” ujar Said, di Jakarta, Senin, 15 Februari 2016.
Maraknya aksi PHK di berbagai perusahaan, pihaknya meminta agar pemerintah dapat bertindak cepat mengatasi persoalan PHK ini, serta mencabut PP 78/2015 dan menaikkan upah 2016 sebesar Rp3,7 juta dengan mengganti komponen KHL (Kebutuhan Hidup Layak) menjadi 84 item.
“Hingga kini pihak pemerintah belum berani umumkan ribuan PHK buruh ini karena takut dianggap gagal dan ketidakmampuan pemerintah dalam meningkatkan daya beli,” tutup Said. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terus berupaya mendukung transformasi digital, khususnya bagi… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - Dalam rangka mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan, BRI Insurance berkomitmen turut… Read More