Perbankan

Krom Bank Tegaskan Selektif Investasi Teknologi, Ini Alasannya

Jakarta – Di tengah semakin pentingnya pemanfaatan teknologi dalam industri perbankan, PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom Bank) menegaskan bahwa mereka tidak sembarangan berinvestasi dalam teknologi. Pendekatan selektif ini bertujuan untuk memastikan investasi mereka benar-benar mendukung operasional dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, yang menyatakan bahwa perusahaan hanya mengalokasikan dana untuk teknologi yang dianggap sebagai platform terbaik.

“Kami tidak akan jor-joran investasi di suatu platform yang baru. Tapi, kita secara optimum akan coba investasi di platform yang terbaik,” ujar Anton pada Selasa, 3 Desember 2024.

Fokus pada Teknologi SDM dan AI

Salah satu fokus investasi teknologi Krom Bank adalah pada sumber daya manusia (SDM), yang menyerap 60-70 persen dari total biaya operasional. Krom Bank bahkan sedang mengembangkan aplikasi perbankan mereka sendiri untuk meningkatkan layanan kepada nasabah.

Baca juga: Siap-siap! Bos Krom Bank Ramal 2025 akan Terjadi Perang DPK karena Hal Ini

Selain itu, perusahaan telah mengadopsi teknologi artificial intelligence (AI) untuk berbagai aktivitas, termasuk proses credit scoring. Namun, Anton mengakui bahwa penerapan AI di Krom Bank lebih spesifik dibandingkan penggunaan AI di pasar umum.

“Sebenarnya, untuk teknologi jenis baru dan sebagainya seperti gen-AI, itu sudah kita terapkan. Tapi, (pemakaiannya) tidak populis seperti yang Anda lihat di pasaran,” ungkap Anton.

Keamanan Nasabah jadi Prioritas

Anton menegaskan bahwa salah satu tujuan utama investasi teknologi adalah menjaga keamanan nasabah. Krom Bank memiliki divisi khusus yang bertugas memperkuat keamanan data dan transaksi pelanggan.

Baca juga: Laba Krom Bank (BBSI) Naik, DPK Melonjak 541 Persen pada Kuartal III 2024

Selain itu, memberikan edukasi terhadap staf perbankan juga menjadi perhatian khusus bagi Krom Bank. Apalagi, ada banyak kasus kebocoran keamanan yang terjadi karena kelalaian dari internal perusahaan.

“Semua staf kami tahu apa yang harus mereka lakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dengan perangkatnya, akses yang harus diarahkan ke mana, akses yang tidak boleh dan sebagainya,” tutup Anton. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

Harga Saham RATU, KSIX, dan YOII Kompak Hijau Usai IPO, Ada yang Sentuh ARA

Jakarta - Harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Kentanix Supra International Tbk… Read More

25 mins ago

Cadangan Devisa RI Naik jadi USD155,7 Miliar di Desember 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mancatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar. Angka… Read More

33 mins ago

Siap Majukan Basket Nasional, Bank Mandiri Resmi Jadi Mitra Utama IBL 2025

Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung pengembangan olahraga nasional. Mengawali… Read More

41 mins ago

OJK Catat 11 Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ekuitas Minimum

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 11 dari 97 penyelenggara fitench peer to… Read More

42 mins ago

Bukalapak “Tutup Lapak” Layanan Marketplace

Jakarta – Bukalapak menutup layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace, mulai Selasa (7/1).… Read More

60 mins ago

Utang Warga RI di Fintech P2P Lending Tembus Rp75,60 Triliun per November 2024

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan industri fintech peer to peer (P2P)… Read More

2 hours ago