Kredit Tumbuh 8%, Laba BTPN Capai Rp935 Miliar

Kredit Tumbuh 8%, Laba BTPN Capai Rp935 Miliar

Jakarta–PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja positif selama semester I-2017. Perseroan membukukan laba bersih Rp935 miliar.

Pertumbuhan kinerja terlihat dari penyaluran kredit yang tumbuh 8 persen (year on year) dari Rp61,6 triliun pada akhir Juni 2016 menjadi Rp66,3 triliun pada akhirJuni 2017.

Sedangkan berbicara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NFL) di periode ini tercatat hanya sebesar 0,9 persen, aset tumbuh 12 persen dari Rp86,7 triliun menjadi Rp97 triliun dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 24 persen.

“Kami bersyukur dengan pencapaian ini. Hal tersebut tidak terlepas dari konsistensi kami dalam melakukan pemberdayaan, serta melakukan berbagai transformasi dan inovasi guna meningkatkan pelayanan kami kepada para nasabah,” kata Direktur Utama BTPN, Selasa, Jerry Ng di Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017.

Kinerja positif ini sendiri tidak lepas dari peran aktif perusahaan dalam melakukan program-program seperti program Daya.

Penerima manfaat Program Daya adalah nasabah BTPN yang meliputi para pensiunan, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta komunitas prasejahtera produktif.

Sepanjang semester l-2017, BTPN telah menyelenggarakan 57.538 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 315.813 nasabah.

“Saat ini kami tengah mengelaborasi Program Daya Digital untuk menciptakan aktivitas pendampingan yang lebih luas dan efektif. inovasi baru ini sejalan dengan rencana besar kami menjadi bank digital terbaik di Tanah Air,” katanya.

Saat ini, BTPN telah memiliki dua platform digital banking untuk dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat menengah bawah yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.

BlPN Wow! adalah layanan perbankan bagi mass market yang memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan bank untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia.

Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Juni 2017, BTPN Wow! telah memiliki 3,86 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 190.300 agen.

Sedangkan Jenius adalah inovasi digital banking untuk segmen kelompok masyarakat yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah sebuah revolusi dalam bidang perbankan dengan proses digitalisasi yang dimulai sejak awal.

Melalui Jenius, masyarakat dapat membuka rekening bank tanpa perlu datang ke kantor cabang dan menikmati berbagai layanan perbankan melalui aplikasi.

”Berkat inovasi digital, titik pelayananan nasabah kami bertambah secara signifikan dalam kurun waktu yang sangat singkat. Kami meyakini, digitalisasi bukan hanya menambah alternative channel bagi bank dalam melayani nasabahnya, juga akan mengubah peta persaingan industri,” ungkap Jerry.

Untuk terus menyempurnakan berbagai inovasi tersebut, sepanjang enam bulan pertama 2017, perseroan telah menanamkan investasi Rp427 miliar. Angka ini meningkat 119 persen dibandingkan nilai investasi pada kurun waktu yang sama tahun lalu Rp195 miliar.

“Jika dihitung sejak tiga tahun terakhir, kami telah menanamkan investasi lebih dari Rp1,2 triliun untuk mengembangkan platform digital. Kami optimistis investasi ini memberikan dampak signifikan pada perusahaan di masa mendatang,” kata Jerry.

Melalui berbagai inovasi yang dilakukan, kepercayaan masyarakat terhadap BTPN terus meningkat. Total pendanaan (funding) meningkat 13 persen (yoy) dari Rp69,6 triliun pada akhir Juni 2016 menjadi Rp78,5 triliun pada akhir Juni 2017. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp69,4 triliun, naik 6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp65,3 triliun. Sementara itu, komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp9 triliun atau tumbuh 113 persen (yoy).

Melalui berbagai pencapaian tersebut, laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) mencapai Rp935 miliar, tumbuh 2 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp918 miliar. “Jika tidak memperhitungkan investasi baru, sejatinya laba mencapai Rp1,25 triliun atau tumbuh 18 persen,” pungkas Jerry. (*)

Related Posts

News Update

Top News