Kantor Pusat Bank NTB Syariah. (Tangkapan layar Facebook Bank NTB Syariah: Julian)
Jakarta – PT Bank NTB Syariah (Bank NTB Syariah) mencatat kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025. Hal ini salah satunya tecermin dari pertumbuhan fungsi intermediasi bank pembangunan daerah (BPD) tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, piutang pembiayaan dari bank yang dipimpin Z. A. Wahyu Nugroho sebagai pelaksana tugas (plt) direktur utama ini tumbuh 6,77 persen secara year on year (yoy), dari Rp10,53 triliun menjadi Rp11,24 triliun.
Penyaluran pembiayaan itu diiringi dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross sebesar 1,73 persen, sementara NPF nett tercatat 0,75 persen.
Baca juga: Perkuat Layanan di Daerah, BNI dan Bank NTB Syariah Jalin Sinergi
Dana pihak ketiga (DPK) Bank NTB Syariah mencapai Rp12,61 triliun, naik tipis 0,22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara rasio dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 43,11 persen atau sekitar Rp5,43 triliun dari total DPK.
Selain itu, aset Bank NTB Syariah juga sudah menyentuh Rp16,35 triliun. Angka tersebut naik 3,13 persen (yoy) dari tahun sebelumnya.
Namun demikian, perolehan laba bersih Bank NTB Syariah justru terkontraksi 3,31 persen dari Rp111,62 miliar pada kuartal-II 2024, menjadi Rp107,92 miliar pada periode ini. Padahal, pos perolehan laba mengalami peningkatan.
Baca juga: Mantap Ber-KUB, Bank Jatim dan Bank NTB Syariah Teken Perjanjian Pemegang Saham
Pendapatan setelah bagi hasil dari bank yang berdiri di tahun 1964 ini naik 12,58 persen (yoy) menjadi Rp400,62 miliar. Laba operasional juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen (yoy), mencapai Rp155,94 miliar pada periode tersebut.
Namun, ada pembengkakan di beban operasional sebesar 17,76 persen, tembus Rp244,69 miliar. Rugi operasional juga melonjak 209,10 persen dari Rp2,96 miliar menjadi Rp6,18 miliar.
Meskipun begitu, Bank NTB bisa menjaga rasio keuangan dengan baik. Rasio rentabilitas yang mencerminkan kemampuan memperoleh laba, seperti Return of Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE), masing-masing mencapai 1,82 persen dan 10,71 persen.
Lalu, likuiditas BPD terjaga dengan baik, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 89,16 persen. Permodalan juga kuat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 24,99 persen, naik 282 basis poin (bps). (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More