News Update

Kredit Februari Hanya Tumbuh 5,5%, Ini Pemicunya

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan pada Februari 2020 yang sebesar Rp5.544,0 triliun atau hanya tumbuh 5,5% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,7% (yoy).

Berdasarkan data uang beredar BI yang dikutip di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2020 menyebutkan, pada Febuari, perlambatan penyaluran kredit terjadi baik pada debitur korporasi maupun perorangan. Dimana kredit kepada korporasi melambat, dari 5,2% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,6% (yoy) pada Februari 2020.

Demikian juga kredit kepada perorangan tercatat melambat, dari 6,6% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 6,3% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi pada seluruh kredit

Tercatat, Kredit modal kerja (KMK) melambat, dari 3,0% (yoy) pada bulan Januari 2020 menjadi 2,6% (yoy) terutama pada sektor konstruksi dan sektor PHR. KMK sektor konstruksi melambat, dari 5,0% (yoy) menjadi 3,4% (yoy) terutama pada kredit subsektor konstruksi perumahan menengah, besar, dan mewah (tipe di atas 70) di DKI Jakarta dan Banten.

Selain itu, KMK Sektor PHR turut mengalami perlambatan, dari 2,2% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 1,1% (yoy) pada bulan Febuari dimana hal tersebur bersumber pada perlambatan KMK subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, dan tembakau di DKI Jakarta dan Bangka Belitung. Kredit Investasi (Kl) tercatat mengalami sedikit perlambatan, dari 10,1 % (yoy) menjadi 10,0% (yoy) pada Februari 2020 terutama pada sektor konstruksi serta sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan.

Sementara KI sektor konstruksi melambat, dari 31,7% (yoy) menjadi 27,8% (yoy) pada Februari 2020 terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor bangunan jalan tol di Riau dan Jawa Timur. Sedangkan, KI kepada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan juga mengalami perlambatan, dari 18,3% (yoy) menjadi 16,6% (yoy), khususnya pada subsektor persewaan mesin kantor dan peralatannya di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Pertumbuhan KK pada Februari 2020 tercatat sebesar 6,1% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,2%, yoy yang disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) terutama untuk rumah tipe 22-70 di Jawa Barat dan Banten serta kredit multiguna.

Sejalan dengan perlambatan total kredit, kredit properti pada Februari 2020 juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya, dari 9,3% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 8,4% (yoy) pada Februari 2020, yang disebabkan oleh perlambatan kredit KPR/KPA serta kredit konstruksi. Pertumbuhan kredit KPR/KPA juga melambat, dari 7,7% (yoy) menjadi 7,5% (yoy).

Perlambatan juga terjadi pada kredit Konstruksi, dari 13,6% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 11,2% (yoy). Di sisi lain, kredit real estate meningkat tipis, dari 5,4% (yoy) di Januari 2020 menjadi 5,5% (yoy) pada Februari 2020.

Seiring dengan perlambatan penyaluran kredit secara umum, kredit kepada sektor UMKM pada Februari 2020 juga turut mengalami perlambatan, dari 8,2% (yoy) menjadi 7,8% (yoy) pada Februari 2020. Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber dari jenis skala usaha kecil dan
menengah yang masing-masing tumbuh 10,6% (yoy) dan 2,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,2% (yoy) dan 3,3% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM yakni modal kerja dan investasi.

Sementara untuk suku bunga kredit dan simpanan pada Februari 2020 juga turut menurun sejalan dengan penurunan suku bunga acuan. Pada Februari 2020, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 10,42%, turun 5 basis poin dibandingkan 10,47% bulan sebelumnya, seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate yang turun 25 bps pada Februari 2020.

Demikian juga rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan pada seluruh jenis tenornya. Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan menurun, masing-masing dari 5,97%, 6,25%, 6,68%, 6,77%, dan 7,32% pada Januari 2020 menjadi 5,91%, 6,18%, 6,58%, 6,72%, dan 7,29% pada Febuari 2020. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago