News Update

Kredit Bukopin Capai Rp72,9 triliun Hingga Semester I-2017

Jakarta–PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) mengklaim terus menjaga tren pertumbuhannya secara jangka panjang. Hal itu terlihat dari posisi aset di semester I-2017 yang mencapai Rp115,2 triliun, atau tumbuh 18,56 persen dibandingkan dengan posisi Juni 2016.

“Kami telah menyiapkan sejumlah Program Quick Win dan Program Strategis untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang,” ujar Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin, Eko Rachmansyah Gindo, dalam siaran persnya, Selasa, 1 Agustus 2017.

Adapun program strategis yang disiapkan adalah fokus pada bisnis dengan capital charge rendah, optimalisasi bisnis proses kredit, peningkatan CASA, rekomposisi sumber pendanaan, peningkatan fee based income yang berkelanjutan, penguatan proses bisnis, bisnis startup & aliansi fintech, serta menjangkau nasabah baru khususnya generasi milenial.

Peningkatan juga dicatat Bukopin dari sisi Dana Pihak Ketiga yang meningkat 23,48 persen menjadi Rp95,6 triliun di semester I-2017.

Eko menambahkan pada periode yang sama, CAR Bukopin juga meningkat menjadi 16,34 persen. Penguatan modal ini disumbangkan dari hasil penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II tahun 2017 sebesar Rp1,405 triliun.

Selain peningkatan CAR, tingkat likuiditas di semester I-2027 masih tetap terjaga dengan baik. Hal ini terlihat pada posisi LDR tercatat sebesar 75,07 persen.

Sementara terkait kredit tercatat mengalami peningkatan dari Rp70,8 triliun pada semester I-2016, menjadi Rp72,9 triliun pada semester I-2017. Pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh peningkatan kinerja pada sektor ritel yang terdiri dari Mikro, UKM, dan Konsumer.

Hingga Juni 2017 dari total kredit ritel yang disalurkan Perseroan berasal dari segmen Mikro sebesar 15,41 persen, segmen UKM sebesar 42,31 persen, dan segmen konsumer sebesar 11,06%. Sisanya sebesar 31,22% diserap oleh segmen komersial

Dengan pencapaian tersebut, sampai dengan semester I-2017, Bukopin berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp615 miliar. Kinerja laba menurun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp722 miliar. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Dwitya Putra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

43 mins ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

1 hour ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

2 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

21 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

21 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

21 hours ago