Analisis

Kredit Bank Sudah Tumbuh 10,2%, Ini Sektor Pendongkraknya

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit perbankan pada Mei 2018
sebesar Rp4.908,9 triliun atau sudah mengalami pertumbuhan double digit yakni 10,2 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan dibulan sebelumnya yang sebesar 8,9 persen (yoy). Adapun kredit tersebut didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi.

Seperti dikutip dari data uang beredar BI, di Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018 menyebutkan, pertumbuhan kredit korporasi dengan pangsa 49 persen dari total kredit tercatat tumbuh sebesar 10,6 persen (yoy), atay meningkat dibanding pertumbuhan di bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen (yoy). Sedangkan debitur perseorangan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,7 persen (yoy).

Peningkatan pertumbuhan kredit perbankan tersebut terjadi pada seluruh jenis penggunaannya. Kredit investasi (Kl) tumbuh meningkat dari 7,5 persen (yoy) pada April 2018 menjadi 8,1 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan KI terutama terjadi pada sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) yaitu dari tumbuh 5,8 persem (yoy) menjadi 6,6 persen (yoy) diperkirakan sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi pada sektor tersebut menghadapi libur panjang dalam rangka Idul Fitri dan libur sekolah.

Peningkatan pertumbuhan KI sektor PHR itu khususnya terjadi pada subsektor hotel berbintang di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Peningkatan pertumbuhan KI juga terjadi pada sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 12,9 persen (yoy) menjadi 13,6 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan terbesar KI pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan terutama terjadi pada KI yang disalurkan kepada perusahaan subsektor gedung perkantoran pada proyek-proyek di Jawa Timur.

Sementara Kredit Modal Kerja (KMK) juga tumbuh meningkat dari 8,2 persen (yoy) menjadi 10,4 persen (yoy) terutama disebabkan oleh akselerasi penyaluran KMK pada sektor PHR dan sektor konstruksi. KMK Sektor PHR tercatat mengalami pertumbuhan menjadi sebesar 9,4 persen (yoy) dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 7,2 persen (yoy) terutama didorong oleh KMK untuk subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, dan tembakau yang disalurkan di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur.

Adapun KMK yang disalurkan untuk sektor konstruksi tercatat mengalami akselerasi dari tumbuh 14,2 persen (yoy) menjadi 15,3 persen (yoy) pada Mei 2018, yang didorong oleh pertumbuhan subsektor konstruksi perumahan menengah, besar dan mewah di wilayah Banten dan Jawa Tengah.

Selanjutnya, untuk Kredit Konsumsi (KK) tercatat tumbuh meningkat dari 11,2 persen (yoy) pada April 2018 menjadi 11,7 persen (yoy) di Mei 2018 terutama didorong oleh akselerasi KPR dan Kredit Multiguna. Di sisi Iain kredit dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor mengalami penurunan dari semula 16,3 persen (yoy) menjadi 11 persen (yoy).

Seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat terhadap rumah tinggal, kredit properti mengalami akselerasi pertumbuhan dari 13,6 persen (yoy), menjadi 15,1 persen (yoy) di Mei 2018, khususnya pada kredit KPR/KPA dan konstruksi. Pertumbuhan kredit KPR/KPA tercatat meningkat dari 12,4 persen (yoy) menjadi 14,1 persen (yoy) terutama didorong oleh pertumbuhan kredit untuk KPR tipe 22-70 yang berlokasi di Jawa Barat, serta KPR/KPA tipe di atas 70 yang berlokasi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kredit konstruksi sendiri tercatat tumbuh 18,8 persen (yoy), Iebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 16,6 persen. (yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan kredit untuk pembangunan jalan tol di DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun demikian, kredit untuk real estat tercatat tumbuh melambat dari 12 persen (yoy) menjadi 11,7 persen (yoy) pada Mei 2018.

Menurut Bank Sentral, dampak peningkatan suku bunga acuan terhadap suku bunga kredit dan simpanan berjangka masih terbatas. Perkembangan suku bunga sampai dengan Mei 2018 tercatat masih melanjutkan dampak penurunan suku bunga BI di periode sebelumnya. Pada Mei 2018, rata-rata suku bunga kredit perbankan pada Mei 2018 tercatat sebesar 11,06 persen, turun 4 basis poin dari bulan sebelumnya.

Jika dilihat pada suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3, 6, 12 dan 24 bulan pada Mei 2018 masing-masing tercatat 5,79 persen, 6,14 persen, 6,34 persen, dan 6,74 persen, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,83 persen, 6,16 persen, 6,37 persen, dan 6,78 persen. Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1 bulan tercatat stabil sebesar 5,64 persen. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

11 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

13 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

22 hours ago