News Update

Kredit Bank Sampoerna Tumbuh 5,5% Hingga Maret 2020

Jakarta – Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatat pertumbuhan positif untuk penyaluran kredit di periode Maret 2020, sebesar 5,5% atau mencapai Rp8,2 triliun.

“Dari total kredit yang disalurkan, sebesar 61,1% disalurkan ke sektor UMKM,” kata Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna, Kamis, 28 Mei 2020.

Henky menyebutkan selain kredit, untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Sampoerna juga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,7% dari Rp8,5 triliun menjadi Rp9,1 triliun pada akhir Maret 2020.

Peningkatan DPK disumbang oleh dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 44,8% yoy menjadi hampir Rp2,0 triliun. Sedangkan dana yang terakumulasi dalam deposito relatif tidak banyak mengalami perubahan, sebesar Rp7,2 triliun per akhir Maret 2020.

“Dengan demikian, CASA ratio meningkat ke angka 21,4% dibandingkan dengan 15,8% pada satu tahun sebelumnya,” ujar Henky.

Peningkatan akumulasi DPK dan penyaluran pinjaman yang bergerak sejalan menjadikan likuiditas Bank Sampoerna cukup baik sebagaimana ditunjukkan dengan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) di tingkat 89,6%.

“Bank Sampoerna memiliki struktur keuangan yang solid, selain LDR berada di tingkat yang kami nilai cukup ideal,
Bank Sampoerna juga memiliki rasio kecukupan modal yang baik di tingkat 18,4%,” lanjut Henky.

Sejalan dengan pertumbuhan pinjaman dan DPK, pendapatan bunga bersih / Net Interest Income Bank Sampoerna meningkat sebesar 8,6% yoy dari semula Rp161,3 miliar untuk periode tiga bulan hingga Maret 2019 menjadi Rp175,2 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Sementara beban operasional juga mengalami peningkatan yang signifikan, terutama didorong oleh peningkatan pencadangan kredit dan beban tenaga kerja. “Sejalan dengan dimulainya implementasi PSAK 71 mulai 1 Januari 2020, terdapat peningkatan pencadangan kredit secara substansial. Hal ini menyebabkan rasio pencadangan kredit terhadap non-performing loan (NPL/kredit bermasalah) pada akhir Maret 2020 melonjak sangat signifikan menjadi
116,7% dari sebelumnya 63,8% di akhir Maret 2019.

Sementara itu, perkembangan laba bersih kuartal pertama tahun 2020 juga masih baik, yakni sebesar Rp9,8 miliar dibandingkan dengan yang dicatat pada
penutupan tahun 2019 sebesar Rp18,5 miliar.

“Dengan rasio pencadangan kredit yang lebih baik, Bank Sampoerna akan lebih siap menghadapi tantangan lebih lanjut di tahun 2020 ini,” ujar Henky.

Dwitya Putra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

3 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

4 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

4 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

23 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

24 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

24 hours ago