Kredit Bank BJB Tumbuh 10,8% jadi Rp116,4 Triliun

Kredit Bank BJB Tumbuh 10,8% jadi Rp116,4 Triliun

Bandung – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) masih mampu mencatatkan kinerja yang cukup terjaga di sepanjang kuartal I-2023. Tercatat sampai dengan akhir Maret 2023, secara konsolidasi pertumbuhan kredit secara tahunan (yoy) tumbuh 10,8% menjadi Rp116,45 trilliun, dengan pertumbuhan pada seluruh segmen kredit baik konsumer maupun business segmen. 

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi mengungkapkan, mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang ada, bank bjb pun terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.  

Berbagai kondisi keuangan bank bjb yang semakin membaik tersebut, didukung berbagai perbaikan di sektor kredit. Kredit konsumer tumbuh 5,8% year on year menjadi Rp66,2 trilliun yang merupakan segmen dengan porsi terbesar, 61,1% terhadap total kredit yang disalurkan.

Disampaikan Yuddy, permintaan untuk segmen KPR terus bertumbuh khususnya pada KPR bersubsidi, sehingga mendorong pertumbuhan nya sebesar 16,3% year on year menjadi Rp9,4 trilliun. Adapun untuk tahun 2023 bank bjb memperoleh kuota FLPP sebanyak 8.000 unit.

Sektor UMKM pun ikut tumbuh 10,3% menjadi Rp6,8 trilliun, didorong oleh penyaluran mikro yang dilakukan langsung oleh bank tumbuh dengan baik sebesar 20% year on year, termasuk didalamnya penyaluran KUR dimana bank bjb tahun ini diberikan kuota sebesar Rp3 trilliun.

Sementara Commercial & Corporate menjadi salah satu growth driver dengan pertumbuhan 14,7% menjadi Rp16,4 trilliun untuk corporate dan 34% menjadi Rp9,4 trilliun untuk commercials yang bersumber dari anchor client government related party, BUMN dan Top Tier Corporate.

Sepanjang sisa tahun 2023 ini, ekspansi pada segmen corporate dan commercials akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

Yuddy pun optimis bahwa kinerja perseroan hingga akhir tahun 2023 ini akan semakin baik, yang akan ditopang oleh kredit dengan proyeksi pertumbuhan kisaran 11% – 12%, dimana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.

“Kami melihat ruang pertumbuhan untuk penyaluran kredit masih cukup baik didukung dengan berbagai kebijakan yang ada untuk mendorong pemulihan ekonomi, meski masih terdapat tekanan pada biaya dana,” ujar Yuddy saat paparan analyst meeting, Rabu, 3 Mei 2023.

Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan kuartal pertama tahun 2023 tumbuh 1,2% menjadi Rp129,8 trilliun.  Kemudian, total aset tumbuh 5% year on year menjadi Rp175,9 trilliun. Perseroan juga mencatatkan laba kotor sebesar Rp446 milliar, sedangkan laba setelah pajak sebesar Rp366 milliar secara konsolidasian.

Menurutnya, saat ini konsumsi masyarakat diperkirakan semakin kuat seiring dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi. “Hal ini menjadi sinyal positif terhadap kondisi perekonomian Indonesia, termasuk bisnis bank bjb yang memiliki fokus utama pada segmen konsumer,” ucap Yuddy.

Menurut Yuddy, di tengah tantangan ekonomi, suku bunga kredit yang diberikan perlu terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat. Namun demikian implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.

Lebih lanjut kata Yuddy, faktor suku bunga menjadi tantangan bagi sektor perbankan, karena dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang sudah naik sebesar 225 basis poin Sejak pertengahan tahun 2022, oleh karenanya perseroan juga fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management.

Bank bjb pun berkomitmen untuk terus memperluas bisnis, antara lain memperkuat jaringan hybrid offline dan online channels. Saat ini bank bjb memiliki 926 jaringan fisik dan 1.883 terminal perbankan elektronik terus kami pertahankan.

Saat ini, ekosistem digital bank bjb terus bertumbuh pesat dengan jumlah pengguna DIGI Mobile apps user sebanyak 1,38 juta user, tumbuh 103% dibandingkan tahun sebelumnya dan QRIS merchant sebanyak 945,9 ribu merchant, tumbuh 70,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Layanan hybrid online offline tersebut saat ini tersebar di 14 Provinsi di Indonesia, dimana pengembangan kepada provinsi-provinsi lainnya dijalankan melalui “Kelompok Usaha Bank”, bersinergi dengan BPD-BPD setempat yang tentunya sehat dan berkinerja baik, sehingga dapat saling memberikan nilai tambah bagi seluruh anggota kelompok usaha dibawah bank bjb sebagai perusahaan Induk. 

Disampaikan Yuddy, saat ini Bengkulu dan Sulawesi Tenggara merupakan dua provinsi terdekat yang sedang berproses menjadi provinsi ke 15 dan 16 untuk cakupan operasional secara grup. Aksi korporasinya sendiri untuk Bank Bengkulu saat ini tengah berproses untuk setoran modal kedua dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp150 milliar yang apabila berjalan dengan lancar seluruh proses akan dapat rampung dalam waktu dekat di tahun 2023 ini.

Mengenai Kelompok Usaha Bank, bank bjb telah memperoleh persetujuan dari RUPS Bank Bengkulu untuk menjadi pemegang saham pengendali bersama sama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan akan melakukan setoran modal tahap kedua, sebanyak-banyaknya Rp150 milliar dengan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan terlebih dahulu. (*)

Related Posts

News Update

Top News