Jakarta – Wakil Menteri II Kementerian BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari perbankan syariah masih cukup tinggi meski ditengah pandemi covid-19.
Kartika bahkan mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan syariah telah mencapai 11,3% secara tahunan (YoY) pada akhir 2020 lalu atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri maupun konvensional.
“Jika dilihat lebih dalam lagi, pertumbuhan KPR perbankan syariah masih double digit growth sebesar 11,3% (YoY). Pertumbuhan ini membuat market share KPR syariah akhir 2020 meningkat menjadi 18%,” kata Kartika pada acara diskusi virtual SMF dan IAEI di Jakarta, Kamis 1 April 2021.
Meskipun tinggi, menurutnya hal tersebut belum cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan backlog perumahan. Dimana berdasarkan data Kementerian PUPR, backlog perumahan telah mencapai 7,64 juta unit rumah di tahun 2020.
“Angka ini senilai dengan kebutuhan pembiayaan sebesar kurang lebih Rp1.146 triliun dengan asumsi tiket size 150 juta unit rumah,” ucap Kartika.
Oleh karena itu, Pemerintah terus mendorong adanya inovasi pembiayaan salahsatunya melalui sekuritisasi baik dari perbankan konvensional maupun syariah. Dirinya berharap, pembiayaan sekuritisasi bisa semakin mendukung pemulihan ekonomi nasional. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More