Kapal perang Rusia tengah berpatroli di Laut Hitam/istimewa
Jakarta – Rusia menolak seruan PBB agar bergabung kembali dengan kesepakatan ekspor biji-bijian di Laut Hitam. Moscow tak mungkin kembali bergabung dengan kesepakatan tersebut hingga kepentingan mereka dihormati.
Presiden Putin menganggap bahwa kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam dengan Ukraina telah kehilangan makna.
“Kelanjutan ‘kesepakatan biji-bijian’ Laut Hitam yang tidak membenarkan tujuan kemanusiaannya telah kehilangan maknanya,” kata Putin, menurut artikel situs web Kremlin dikutip Reuters, Kamis, 27 Juli 2023.
Baca juga: Pekan Ini, Jokowi Akan Bertemu Xi Jinping di China, Bahas Apa?
Dia mengatakan, bahwa persyaratan Rusia untuk perpanjangan telah diabaikan. Kesepakatan tersebut, justru akan memberikan kesempatan Ukraina untuk mengekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam, meski dalam kondisi perang, untuk meringankan krisis pangan global.
Setelah keluar dari kesepakatan, hampir setiap hari Rusia telah menggempur pelabuhan pengekspor makanan Ukraina. Serangan pada Minggu lalu, di pelabuhan selatan Odesa menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya.
Di sisi lain, Kementerian Pertahaan Inggris melaporkan bahwa korvet Rusia Sergey Kotov telah dikerahkan ke Laut Hitam. Adapun tujuannya berpatroli di jalur pelayaran antara Selat Bosporus dan kota pelabuhan Odesa di bagian selatan Ukraina.
“Ada kemungkinan realistis bahwa kapal itu akan menjadi bagian dari satu gugus tugas untuk mencegat kapal-kapal komersial yang oleh Rusia diyakini sedang menuju Ukraina,” kata kementerian Inggris tersebut.
Sementara, menjelang KTT Rusia-Afrika yang berlangsung di St. Petersburg, Putin mengatakan bahwa Rusia mengharapkan bisa mencetak rekor panen biji-bijian tahun ini.
“Saya ingin memastikan bahwa negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina baik secara komersial maupun gratis, karena kami kembali mengharapkan rekor panen tahun ini,” kata Putin.
Putin melanjutkan, syarat dasar untuk kembalinya Rusia ke kesepakatan biji-bijian adalah pemulihan esensi kemanusian aslinya. Mengingat kondisi dalam perjanjian itu yang menurut dia harus dipenuhi, tanpa terkecuali.
Setelah itu dipenuhi, dia berjanji Rusia akan segera kembali ke kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam.
Perjanjian itu sendiri ditandatangani Rusia, Ukraina, PBB, dan Turki untuk memfasilitasi keberlanjutan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, yang sempat terhenti akibat perang yang dimulai pada Februari 2022 silam.
Baca juga: Militer Ukraina Tembak Jatuh Tiga Rudal Penjelajah Milik Rusia
Asal tahu saja, Rusia dan Ukraina merupakan lumbung pangan dunia. Mereka yang tengah berperang itu memproduksi biji-bijian, seperti gandum dan jagung.
Peperangan Rusia dan Ukraina telah mengganggu jalur distribusi pangan bagi dunia. Utamanya negara-negara seperti Timur Tengah dan Afrika. Terlebih, wilayah itu cukup bergantung dari pasokan biji-bijian dari Rusia maupun Ukraina. (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More