Jakarta — Badan Pusat Statistk (BPS) mencatat nilai impor hingga Januari 2019 sebesar US$ 15,03 miliar atau turun sebesar 1,83% (YoY) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai US$15,32.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan terbesar terjadi pada sektor konsumsi dimana telah mengalami penurunan sebesar 10,39% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Nilai impor pada Januari 2019 telah mencapai US$15,03 miliar,” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Jumat 15 Febuari 2019.
Suhariyanto menjelaskan, dari angka US$15,03 miliar terbagi dari berbagai sektor. Sektor pertama ialah konsumsi yang mencapai US$1,22 miliar. Kedua ialah sektor bahan baku sebesar US$11,45 miliar, ketiga ialah sektor barang modal yang sebesar US$2,36 miliar.
Suhariyanto juga menyebutkan, nilai impor juga masih didominasi oleh non migas yang mencapai US$13,34 Miliar. Dari angka tersebut paling besar disumbang oleh mesin-mesin pesawat mekanik sebesar 17,03% dari angka impor non migas.
Tak hanya itu, angka pangsa impor non migas juga terlihat masih didominasi ke negara Tiongkok yang mencapai US$4,14 miliar atau sebesar 31,02% dari angka impor non migas.
“Impor non migas dari Tiongkok turun agak dalam di sana kalau kita lihat total impornya yoy turun 1,38 persen di sana impor masih di dominasi mesin-mesin pesawat mekanik,” tukas Suhariyanto. (*)
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More