Ilustrasi: Produk halal. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Konsumsi rumah tangga nasional menunjukkan penguatan menuju akhir 2025. Dalam proyeksi ekonomi yang disusun oleh Office of Chief Economist (Kantor Ekonom) PT Bank Syariah Indonesia (BSI), hal ini didukung penjualan ritel yang terus diperkirakan naik dan lonjakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menembus level 121,2 pada Oktober 2025. Kombinasi keduanya menegaskan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga kuat.
Selain itu, data menunjukkan momentum konsumsi semakin menguat menjelang awal 2026, ketika Ramadan dan Idulfitri secara historis meningkatkan belanja masyarakat.
“Dukungan kebijakan fiskal, termasuk penyaluran BLT Sejahtera, semakin memperkuat fondasi konsumsi di kuartal I 2026,” kata Surya Indrastomo, Chief Economist BSI, Banjaran, dalam acara BSI Sharia Economic Outlook 2026 bertema “Indonesia 2026: Resilient, Bold, and Promising”, Kamis, 4 Desember 2025.
Baca juga: BSI Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,28 Persen di 2026: “Purbaya Efek” Jadi Fondasi
Meski masih dibayangi fluktuasi penjualan mobil dan motor, BSI menilai tren konsumsi tetap solid. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga terhadap PDB berada dalam rentang 4 persen sampai dengan 5 persen, yang menunjukkan peran dominan komponen ini sebagai motor ekonomi nasional.
Di sisi lain, BSI menyoroti semakin besarnya peran produk halal dalam konsumsi masyarakat. Produk halal kini menyumbang 30,8 persen dari total konsumsi rumah tangga. Tren positif ini diproyeksikan terus berlanjut pada 2026 dengan pertumbuhan sebesar 5,88 persen mencapai USD259,8 miliar.
Banjaran menyebut, sektor makanan dan minuman halal (mamin halal) masih mendominasi dengan kontribusi 73,2 persen terhadap total konsumsi industri halal domestik. Kuatnya permintaan domestik membuat sektor ini menjadi tulang punggung ekosistem halal nasional.
Sejumlah sektor lain juga menunjukkan tren penguatan, seperti media dan rekreasi halal, fesyen muslim, farmasi halal dan kosmetik halal. Semua sektor tersebut mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2024–2026, sejalan dengan meningkatnya preferensi masyarakat terhadap standar halal.
Baca juga: Ma’ruf Amin: Produk Halal RI Kuasai 80 Persen Pasar Ekspor Global
BSI menegaskan bahwa kombinasi konsumsi rumah tangga yang tetap solid dan ekspansi industri halal menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem halal Indonesia. Tren ini sekaligus menjadi modal untuk mendorong Indonesia menuju target sebagai pusat halal dunia pada 2029.
“Indonesia memiliki pasar halal yang besar, namun industri halal domestik harus diperkuat agar kita tidak hanya menjadi konsumen, tetapi produsen global,” kata Banjaran.
Selain itu, penguatan halal value chain menjadi strategi utama Indonesia untuk mencapai posisi pusat halal dunia di tahun 2029. “Ekosistem halal nasional membutuhkan kolaborasi lintas lembaga, mulai dari peningkatan kualitas produk hingga standardisasi sertifikasi yang diakui global,” pungkasnya. (*) Ayu Utami
Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More
Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,27% ke level 8.663, dengan mayoritas saham berada di zona… Read More