Perbankan

Konsolidasi, Bank Jatim dan Bank NTB Bentuk KUB

Jakarta – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur (Bank Jatim) dan Bank Nusa Tenggara Barat (NTB) Syariah menjalin kolaborasi melalui pembentukan kelompok usaha bank (KUB).

Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan, Bank Jatim bersama Bank NTB Syariah telah melakukan penandatanganan MoU pada 27 Februari 2023. MoU ini, salah satunya mengarah ke pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 tahun 2020 terkait pemenuhan modal inti BPD sebesar Rp3 triliun.

“Dalam MoU tersebut termasuk di dalamnya adalah penyaluran modal ke Bank NTB Syariah dalam rangka KUB sebagaimana kebijakan yang diatur dalam POJK,” ungkap Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman kepada Infobank, Kamis 2 Februari 2023.

Namun demikian, Busrul tidak menyebutkan berapa total modal yang akan disetor Bank Jatim ke Bank NTB Syariah.

Sejumlah BPD tengah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Sebagian Pemerintah Daerah selaku pemilik BPD merogoh kantong lebih dalam untuk menambah modal agar bisa memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun sebelum akhir 2024. Sementara BPD lain yang pemiliknya tidak sanggup atau enggan menambah modal memilih bergabung dalam kelompok usaha bank (KUB) bentukan BPD yang lebih besar.

Seperti diketahui, dalam POJK 12 Tahun 2021, bank umum wajib memiliki modal inti Rp3 triliun asalkan menjadi bagian dari KUB hanya diwajibkan memiliki modal inti Rp1 triliun. Berdasarkan data OJK, 12 BPD belum memenuhi ketentuan modal inti minimum.

Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo menyampaikan selain dari sisi pemenuhan permodalan, kerja sama dengan BPD Jatim juga dalam hal pemanfaatan sumber daya untuk memudahkan para nasabah.

Misalnya, jaringan kantor Bank NTB Syariah bisa dimanfaatkan oleh nasabah Bank Jatim yang ada di NTB. Begitu juga sebaliknya nasabah Bank NTB Syariah yang ada di Jawa Timur bisa memanfaatkan fasilitas milik Bank Jatim.

“Sinergitas kemitraan tidak hanya soal permodalan, tapi ada juga sisi lain yang bisa kita saling mendukung dalam hal pengembangan bisnis,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan Biro Riset Infobank (birI), Bank NTB Syariah per September 2022 memiliki modal inti Rp1,44 triliun, naik 4,84% dari tahun sebelumnya. Total modal tersebut masih jauh dari ketentuan modal minimum dari OJK yang harus dipenuhi BPD yaitu sebesar Rp3 triliun pada 2024. (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

2 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

3 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

3 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

4 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

4 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

7 hours ago